Tak Seindah Malam Kemarin

Update Terakhir: 23 Oktober 2022 Oleh Abdul Jalil

Selama aku hidup mereka juga adalah bagian dari kehidupanku. Menjadi kisah dan catatan sejarah dari mereka yang pernah bersama-sama membuat masalah dan menyelesaikan masalah. Hanya mereka yang ada karena tidak ada orang lain lagi.  Dan ini adalah bagian catatan hitam dan putih yang pernah aku jalani selama hidup sebagai OSIS 1.

Menjadi orang baik itu memang bagus dan perlu di setiap kehidupan ini. Dunia ini dirasa miskin sekali dengan orang baik (karena aku merasa saja) atau memang aku yang belum mengetahui pada waktu itu. Aku mungkin terlalu lembut untuk menjadi seorang laki-laki pada umumnya.

Karena banyak orang merasa ingin menjadi sepertiku hanya saja  tidak bisa menjadi hal yang tidak bisa mereka miliki. Mereka sangat beragam pola pikir dan kemauan, sangat tidak mungkin bagiku jika hanya meluangkan untuk satu keinginan saja . Pastinya yang lain akan merasa iri.

Sebagai OSIS 1 aku mempunyai banyak sekali kesempatan untuk mengendalikan siapa pun. Namun, aku bukan tipe orang yang senang mengendalikan dengan seorang diri. Ego yang ada di dalam hati sudah hampir hilang sepenuhnya.

Aku justru lebih senang mengendalikan kehidupan yang ada dengan bersama-sama agar tercipta keadaan yang stabil. Dengan mudah aku memahami mereka yang ada namun, mereka sendiri merasa sangat kesulitan dengan apa dapat dilihat.

tak seindah malam kemarin
Abdul Jalil (GN-002) dan Pengurus OSIS Periode 2011/2012

Pemikiran mereka yang sangat beragam terkadang menimbulkan perselisihan antar sesama. Dalam hati aku sebenarnya tertawa bahagia melihat mereka saling bertukar amarah walaupun yang mereka lihat dari ku hanya rasa benci.

Tak seorang pun mengetahui apa yang aku maksud  pada waktu itu. Yang mereka ketahui adalah hanya ucapanku semata, pemikiran cerdas mereka itu belum dapat di gunakan sepenuhnya. Maksud hidup begitu sederhana sekali “lakukan yang dapat dilakukan sekarang”.

Dalam keadaan yang sangat sibuk yang seharusnya ada, terlihat mereka banyak yang tidak ada karena keinginan untuk saling membenci satu dengan lainnya. Sangat terekam dengan jelas sampai saat ini bahkan orang-orangnya pun aku masih mengingatnya dengan baik.

Kesempatan hidup sebagai OSIS 1 adalah belajar untuk memahami sekalipun banyak yang merendahkan. Justru aku merasa baik-baik saja dan membalik memuliakan mereka. Hanya dengan memuliakan mereka, hati dan pikiran masing-masing orang bekerja dengan keras untuk merenungi apa yang mereka sudah lakukan. Aku hanya berusaha untuk menjadi seorang bayangan saja bagi mereka.

Setiap waktu gaya pemikiran seorang OSIS 1 itu berbeda-beda sesuai apa yang dapat di ciptakan bukan karena pemaksaan kehendak. Dalam hati aku masih ragu dengan apa yang sudah terjadi di masa lalu. Karena ada sesuatu yang tidak beres dengan hasil dari mereka pada pendahulu.

Memang benar tak seindah malam kemarin aku merasakan sesuatu dengan jeli. Hampir tidak ada ucapan yang menyinggung akan hal itu. Ya itu bagian dari pemahaman untuk belajar mengenal politik praktis.

Satu hari nanti akan menjadi kebebasan dari pemikiran abadi yang jarang di ketahui oleh banyak orang. Ayayayaa,,,,,,

Artikel telah terbit pada tanggal 1 September 2016 06.49 WIB

Salam,

TTD Abdul Jalil

About Abdul Jalil

Writing every day for happiness

View all posts by Abdul Jalil →

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *