Tak Sepandai Kalian Jangan Salahkan Aku dan Pramuka

Update Terakhir: 12 Oktober 2020 Oleh

Catatan di waktu luang aku ini mengenai bagaimana orang-orang berkomentar yang belum pas dengan sesuatu yang mereka lihat pada diriku dan teman-temanku yang berseragam pramuka. Aku mencintai pramuka karena keadaanku berbeda dengan orang lain yang tidak senang dengan komunitas itu.

Pramuka bukan hanya sebuah komunitas atau hanya legalitas di mata dunia. Pramuka ada di dunia ini karena kita butuh. Di tempat lain pasti juga sudah banyak di bahas bagaimana pramuka itu menjadi definisi yang baik untuk remaja-remaja saat ini. Bahkan sejarah terciptanya pramuka sudah banyak di ketahui oleh hampir banyak orang. Jadi, aku mencatat ini hanya ingin memberi tahu bagi yang merasa butuh pengetahuan tentang kepramukaan. Ingat, aku memberi tahu hal yang sederhana dan mudah untuk diingat oleh kalian saja. Karena aku juga tidak ingin ribet dengan sesuatu yang penting.

Kalian yang sering menyalahkanku gara-gara aku sering berpramuka lantas kalian merasa manusia yang benar dan bijak untuk mengatakan hal demikian ? aku pikir kalian terlalu naif jika memang seperti itu. Karena di Pramuka aku menemukan banyak cinta , keluarga, dan kisah nyata. Aku merasa sangat sedih jika kalian punya banyak teman namun tersimpan di sosial media. Meskipun aku tak sepandai kalian (bahkan aku mengulang banyak mata kuliah) namun kalian tidak lebih pandai dalam urusan kisah nyata. Aku tidak ingin membicarakan kemunafikan namun perlu diketahui semua kisah ini sudah ada yang mengaturnya. Jika kalian ingin protes dengan aku persilahkan saja, aku ingin mengalah dengan baik namun rasakan sendiri akibat kemenangan kalian.

Kalian memang sibuk dengan lomba karya tulis ilmiah nasional (LKTIN), program kreativitas mahasiswa (PKM), jujur aku sangat bangga dengan siapa pun yang tekun menjalaninya mungkin karena minat dan bakat yang dimiliki. Akan menjadi salah jika kemenangan kalian hanya untuk pamer dan mengatakan “ nilaimu jelek gara-gara ikut pramuka” ya semoga kalian sadar akan hal itu. Aku tidak ingin marah, karena jujur tak mampu untuk melakukannya pada kalian. Dalam hati kalian juga manusia dan aku tidak pantas untuk memarahi kalian.

Aku mengikuti pramuka hingga dewasa ini agar kisahku tak seperti kalian. Aku kuliah di Undip memang akan lebih lama dari pada kalian (kira-kira 10 semester), mungkin terasa hina sekali kalian mengetahuinya dengan tertawa yang bisa lulus 3.6 tahun atau 8 semester. Aku merasa baik dan bahagia dengan kisah pendidikanku yang demikian.

Aku masih ingat sebagian dari kalian berkata “ ketika SMP, ingin kembali ke masa SD, ketika masa SMA  ingin kembali ke masa SMP atau SD, ketika sudah KULIAH, kangen berat dengan masa SMA , dan ketika sudah lulus KULIAH ingin cepat dapat KERJA, kalau KERJA ingin kembali KULIAH kumpul dengan teman-teman”. Bahkan aku tidak merasakan demikian sampai seperti itu, karena setiap perjalanan hidup di masa sekolah benar-benar aku maksimalkan dengan baik. Hampir tidak ingin ada kata kembali, karena cukup dengan rindu aku bahagia karena merasa ideal dengan kisah yang sudah pernah terjadi. Masa depan adalah tujuanku dan masa lalu adalah catatan bagiku.

Lulus cepat karena salah satu dari kalian adalah orang yang hebat dalam pendidikan dan cara belajar yang efektif (tentunya dengan cara terhormat). Kalian bangga dengan nilai A (cara kotor) atau nilai A (mengulang mata kuliah), kau pikir pilihan kedua adalah bagi orang-orang tertentu saja yang kurang beruntung. Dan aku juga tidak ingin menyalahkan nilai (nilai A cara kotor),  karena itu adalah pilihan hidupnya. Aku memilih semampu sebersih yang dapat dilakukan. Menjadi hina memang di kemudian hari namun aku masih memiliki keyakinan dan harga diri dengan spesifikasi yang berbeda dengan kebanyakan mahasiswa lainnya.

Yang pasti pramuka bukan penyebab aku merasa seperti mahasiswa bodoh, mungkin kalian yang menyebabkan terlalu pintar untuk menyembunyikan suatu kebenaran di ruang ujian. Aku juga sama seperti kalian, hanya saja bernasib kurang beruntung. Baiklah, jadi aku ingin berdamai saja dengan masa lalu kalian , karena aku tidak ingin menyesal di kemudian hari karena kalian masih mengingatku sebagai orang bodoh.

About Abdul Jalil

Writing every day for happiness

View all posts by Abdul Jalil →

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *