Tanda Penghargaan Untuk Mereka

Update Terakhir: 12 Oktober 2020 Oleh

Foto Bersama : Uni Nur Cahyowati

Semarang, 27 April 2017. Di kampus Undip sedang ramai-ramainya mahasiswa di wisuda. Kali ini Undip telah melaksanakan wisuda ke. 146 (sebentar lagi 150). Apalagi untuk periode ini angkatan 2013 (khususnya Strata 1) mendapat kesempatan bertemu dengan rektor Undip di gedung Prof Soedarto, SH

Foto pertama yang ada di catatan ini seluruhnya adalah anggota takmir masjid Al-Kautsar (FSM Undip). Yang habis di wisuda terlihat biasa saja namun teman-teman di sekitarnya heboh sendiri. Seorang yang pendiam memang tidak banyak kesan di mata ku, justru yang lain telah memberi banyak kesan di kehidupanku. Aku sendiri memang tidak bisa mengubah karakter seseorang, namun setidaknya aku sudah berusaha untuk lebih banyak mendengarkannya daripada diam dan mendengarkan yang lain.

Uni, seorang perempuan kalem kelahiran Purbalingga 28 Juni 1995 golongan darah tipe A telah menyelesaikan studi di S1- Matematika lulus dengan predikat “dengan pujian” tapi aku belum tahu nilai indeks prestasi kumulatifnya. Yang pasti dia adalah perempuan penyabar dan tidak banyak bicara dengan orang-orang belum dikenal betul. Aku sendiri hanya mendengarkan beberapa kata saja darinya (tidak lebih dari 50 kata selama aku mengenalnya).  Itu sebenarnya bukan rekor yang baik sebagai seorang teman dalam satu nama, namun apa boleh buat aku hanya bisa tersenyumnya saat Uni telah di wisuda pada tahun 2017 ini. Kemudian lanjut ke salah satu teman dari program D3-Instrumentasi dan Elektronika. Dia adalah Abdul Hakim (Insel-2013).

IMG-20170427-WA0006

Foto Bersama : Abdul Hakim dan Keluarga

Alhamdulillah, mas Abdul Hakim akhirnya di wisuda yang sebelumnya teman satu program studi (Trio Handoko) terlebih dahulu resmi menjadi alumni Undip pada bulan Oktober. Laki-laki yang lahir di Sidoarjo, 27 Januari 1994 golongan dari sama seperti si Uni Nur C.

Di awal aku mengenal mas Hakim. Aku dan dia adalah teman satu kelas di masa orientasi fakultas (tepatnya di kelas C). Kami sejak dulu sudah bertukar informasi dasar (nomor handphone dan alamat asal di buku agenda mahasiswa). Dan kami pernah menjadi teman satu organisasi (takmir masjid) bersama Arifin dan teman-teman lainnya. Dan pada akhirnya dia harus segera menyelesaikan studinya di program D3-nya. Sama seperti Uni dia lulus dengan predikat “ dengan pujian atau cumlaude ”.

Kami yang datang padanya sekaligus bisa bertemu dengan keluarganya merupakan suatu berkah tersendiri. Tentu, kami membawa harapan semoga mas Hakim segera mendapatkan misi selanjutnya dan berhadap ada undangan yang masuk ke rumah masing-masing kami dari nama yang berbahagia adalah dirinya dan seseorang yang dicintainya.

IMG-20170427-WA0001

Foto Bersama : Mas Mukholit

Dan terakhir ada nama yang sebenarnya tidak asing lagi dilingkungan kampus FSM. Dia adalah Mukholit (Batang, 4 Agustus 1993) dengan golongan darah yang dimilikinya adalah tipe B (sama sepertiku).  Mas kholit dulu juga pernah menjadi ketua departemen takmir masjid sebelum Arifin. 10 semester sudah dilewatinya tepat di bulan April 2017 Alhamdulillah wisuda juga di periode 146. Teman-teman mas kholit sudah banyak yang lulus di periode sebelumnya dan ternyata alasan mas ingin lulus di periode ini (kalau aku tidak salah dengar) “ memastikan diri lulus dengan IPK > 3.00

Aku sendiri juga memiliki keinginan yang sama seperti mas kholit (lulus dengan IPK > 3,00), menyelamatkan diri sejak awal itu penting bagiku sebelum benar-benar di nyatakan lulus dari kampus Undip sekaligus memberikan kado terindah bagi keluarga di hari kemudian.

Tanda penghargaan sederhana yang dibuat oleh teman-teman (aku tidak ikut karena tidak mengetahui ada rencana buat kenang-kenangan seperti itu). Semata-mata sebagai tanda ucapan terima kasih telah berkontribusi di tim takmir masjid kampus FSM. Karena aku sendiri tidak ikut serta dalam pembuatan tanda untuk mereka yang telah di wisuda. Aku sempatkan waktu untuk membuat catatan sederhana hanya untuk mereka.

sebagian waktuku adalah milik mereka, dan sebagian kebahagiaan mereka adalah hidup bersamaku di kampus Undip rumah kita ”. Satu kutipan tersebut aku membuatnya asal pencet tombol huruf di papan ketik. Semoga saja ada  yang mengerti apa yang aku maksud, meskipun harus ada pengorbanan terlebih dahulu. Terima kasih 😊

 

 

 

 

 

About Abdul Jalil

Writing every day for happiness

View all posts by Abdul Jalil →

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *