Teman Seperjuangan Menyelesaikan Harapan

Update Terakhir: 12 Oktober 2020 Oleh

abdul jalil dan annisa noer khalifah
Foto Pribadi : Abdul Jalil dan Annisa Noer K (Ex XII IPA1)

Alhamdulillah, pada akhirnya aku mempunyai waktu luang untuk membuat catatan tentang aku dan temanku yang menyebalkan itu. Walaupun begitu aku tidak ingin membuat pemikiran yang lebih buruk dari pada hal tersebut. Aku memulai dengan kalimat yang sederhana, jadi siapa pun yang membaca catatan ini tidak akan kesulitan (memahami).

Aku sendiri mengenal temanku itu sejak kelas XI Ipa 1, awal kita mengenal ada saja sesuatu yang di ributkan bahkan masalah sepele sekalipun. Entah, apa yang sudah terpikirkan oleh ku hingga saat ini rasanya ingin bertengkar lagi dengannya. Banyak teman perempuan yang aneh namun dia salah satu orang aneh. Untuk pertanyaan apa yang aneh tentangnya bisa kirim pertanyaan langsung kepadaku atau tidak sama sekali. Cukup, untuk menjadi kisah yang aneh antara teman seperjuangan.

Aku dan Nisa merupakan murid yang tidak begitu pandai di dalam kelas, namun dapat menarik perhatian hampir seluruh murid yang ada di SMA. Kami memiliki kelebihan masing-masing tentang sesuatu yang menarik untuk di bicarakan ketika di dalam ruang kelas. Oleh sebab itu tidak banyak orang mengetahui tentang percakapan yang pernah kami lakukan (rahasia).

Waktu itu harapan yang biasanya kami pikirkan ketika masih berseragam putih abu-abu adalah bagaimana kami bisa menyelesaikan ulangan/tes mingguan tanpa harus mengikuti tes remidial. Butuh waktu yang lebih lama bagi kami untuk mendapatkan status lulus tes. Tentu, aku masih mengingat dengan impian waktu itu karena bagi aku dan Nisa adalah sesuatu yang sangat sederhana.

Dua kali dalam satu kelas (XI dan XII) Ipa 1 bukan hal yang mustahil bagiku dapat mengetahui sesuatu tentang Nisa termasuk laki-laki yang menjadi pujaan hatinya. Aku hanya bisa tersenyum ketika dirinya bertanya kepadaku tentang cinta. Nisa pikir aku banyak mengetahui lima huruf sakral tersebut. Tidak begitu juga dengan yang di pikirkannya namun cukup membantu. Karena pada waktu itu aku juga sedang berusaha mencintai seseorang. Boleh jadi perempuan yang aku pikirkan adalah sosok ibu masa depan bagi anak-anakku nanti. Tapi, aku juga tidak terlalu memikirkannya untuk saat ini karena harus fokus dulu dengan kuliah. Sesekali aku berkirim pesan singkat agar aroma rasa kangen itu tetap ada hingga akhir waktu.

Hari demi hari kami lewati bersama teman-teman seperjuangan XII Ipa 1. Kebersamaan yang sulit untuk aku lalui jika hanya sendirian dengan kebahagiaan. Teman adalah kekuatan dan sahabat adalah obat ketika rasa sakit itu datang. Sedangkan aku merasa tidak memiliki sahabat, aku sendiri tidak mengerti arti sahabat. Karena yang aku ketahui adalah arti teman, teman dekat, dan keluarga. Aku memang terlalu naif jika tidak mengetahui apa itu arti sahabat.

Setidaknya Nisa tidak sepertiku hidup dengan segala keanehan yang ada. Jadi, cukup bagi dia dan aku untuk menjalani hidup bersama-sama di ruang kelas idaman (XII Ipa 1 SMAN 1 Gubug).

About Abdul Jalil

Writing every day for happiness

View all posts by Abdul Jalil →

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *