Temenku Sudah Hamil dan Aku Hanya Bisa Tersenyum

Update Terakhir: 21 Januari 2021 Oleh Abdul Jalil

Ibu hamil
Foto Pribadi: Sowan ke Bumil

Grobogan, 20 Juni 2018. Catatan ku dibulan Syawal bersama-teman banyak dihabiskan untuk berkunjung ke rumah teman (ya yang ada difoto itu). Jika aku luang jarang sekali menolak ajakan teman-teman untuk bertemu sekedar membicarakan hal-hal yang tidak penting hingga hal yang serius (nikah misalnya).

Sudah lebih dari 3x ini setiap tahun aku dan teman-teman kelas selalu mengagendakan pertemuan dilebaran +4 atau +5 (tinggal melihat kondisi dan situasi). Aku belum lulus kuliah jadi ya mudah bagiku untuk mengatur hal itu semuanya. Tidak akan menjadi beban yang berat apalagi sampai mengganggu agenda dirumahku sendiri. Justru, aku sedang ingin jauh-jauh dari rumah daripada harus bertemu dengan orang-orang yang menjengkelkan (beberapa tetanggaku sih). 

Seperti yang kalian lihat difoto temanku yang bernama Santi sedang mengandung seorang anak. Tahun lalu tepatnya tanggal 17 September 2017 Dia dan suami menikah. Kami semuanya tentu sangat senang karena ada teman yang nikah lebih dulu, itu tandanya 1 level di atas kami. Kami sebagai temannya Santi hanya bisa mendoakannya semoga dikemudian hari bisa bertemu dengan dedek bayi.

Baca juga: HARI PERNIKAHAN SANTI

Aku pribadi tidak mempunyai rasa iri atau bagaimana yang sekiranya membuatku seperti orang yang tertekan melihat kehidupan orang lain. Aku hanya melewati jalurku sendiri, karena hal itu jauh lebih baik daripada harus melewati jalur hidup milik orang lain. Hampir semua keraguan untuk menjalani kehidupan lebih baik (tidak ada) jika pun itu ada pastinya masih dalam dosis yang aman. Senyumin saja daripada tidak sama sekali.

Catatan tentang hari ini (20/06/2018) ada banyak sekali. Jika aku mulai dari pagi hari sampai menjelang malam dan hanya membahas kunjungan ke rumah teman bisa jadi waktuku untuk tidur menjadi berkurang. Jadinya, aku memilih satu foto itu untuk dijadikan sebagai catatan hari ini. Karena masih banyak sekali catatan yang harus aku selesaikan sebelum waktuku benar-benar berakhir di dunia ini.

Di rumah Santi (ketika foto bersama) waktu sudah menunjukkan 17:24 WIB (setelah itu langsung pamitan). Berangkat dengan perut lapar dan pulang sudah benar-benar kenyang merupakan nikmat Tuhan Semesta Alam yang perlu untuk disyukuri. Aku akhiri saja catatan ini dan melanjutkan catatan yang lain. Sekian dan terima kasih 😊

Catatan Akhir Kuliah #51

Catatan ini dapat juga dibaca di CATATAN HIROESHY NAKATA

Salam,

About Abdul Jalil

Writing every day for happiness

View all posts by Abdul Jalil →

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *