Update Terakhir: 25 Oktober 2023 Oleh Abdul Jalil
Grobogan, 22 Oktober 2023 – Catatan hari ini mungkin mengandung bawang, karena apa yang saya tulis berkaitan dengan suatu tempat yang memiliki kisah historis. Untuk terakhir kalinya saya ingin mengucapkan selamat tinggal.
Tempat itu bernama Pangkalan Pramuka Undip (PPU) yang telah menjadi satu kesatuan dengan Pusat Kegiatan Mahasiswa (PKM) Undip Pleburan, mulai angkatan pertama sampai tahun 2023 ini. Selain menjadi tempat berkegiatan, tempat itu pernah menjadi tempat tinggal saya ketika masih menjadi mahasiswa.
Oleh karena itu, saya ingin sekali menulisnya sebagai pengingat, kalau PPU adalah salah satu tempat penuh kenangan. Saya juga perlu mengingatkan, catatan ini sangat tidak relevan bagi kalian yang tidak pernah merasa memiliki tempat tersebut.
Jadi, segera tutup halaman ini dan mencari bahan bacaan lainnya yang mungkin lebih bermanfaat bagi kalian. Saya sangat menghormati kalian agar tidak merasa sakit hati ketika membaca catatan ini.
Sebelum itu saya ingin bilang. Kalau hari Minggu ini bertepatan dengan hari terakhir pelaksanaan kegiatan Diklatsar Racana Diponegoro bulan Oktober tahun 2023.
Sejak Sabtu kemarin saya sengaja menyempatkan waktu untuk sekedar melihat-lihat kegiatan tersebut. Sejatinya saya tidak ingin berkomentar banyak, mengingat situasi sudah tidak memungkinkan, diam itu lebih baik.
Sore hari saat kegiatan masih berlangsung saya mendapatkan sebuah kabar kalau PKM Pleburan keadaan sudah dikunci. Dalam hati hanya bisa berkata “sepertinya harus mengucapkan selamat tinggal untuk selamanya”.
Rencana pindah total memang sudah sangat lama sekali, tapi karena belum menemui kesepakatan pasti mengenai ruangan (Radip) yang cukup untuk menampung semua peralatan. Pada akhirnya sebagian besar barang masih tertinggal di PKM Pleburan.
Sekarang saya sudah menjadi alumni, tidak ada waktu untuk bersedih. Setelah kegiatan Diklatsar selesai, rencananya saya dan teman-teman lainnya ingin mengunjungi PPU untuk terakhir kalinya yang ada di Pleburan, sekaligus mengabadikannya.
Hari Terakhir di PPU Pleburan
Pagi hari setelah menghabiskan waktu bersama adik-adik sekitar pukul 8 pagi saya meninggalkan lokasi perkemahan dan langsung menuju PPU. Menurut kabar terbaru, satpam Undip yang berjaga membuka kunci gerbang selama 2 hari (sampai hari Senin).
Tidak perlu waktu lama dari lokasi perkemahan (SDN 02 Kalisidi) menuju ke Undip Pleburan. Ketika sampai di lokasi saya langsung bergegas untuk mengistirahatkan badan yang belum tidur sejak hari kemarin.
Sambil ngobrol tipis-tipis bersama teman-teman (Wiz & Nji), saya sedikit menyinggung kenangan yang pernah terjadi di dalam PPU. Mengingat saya pernah tinggal di sana sejak tahun 2019 sampai lulus sebagai sarjana.
Perasaan sedih itu pasti saya rasakan ketika tiduran menatap langit-langit. Tapi saya hanya bisa bilang dalam hati “Yaudahlah memang seperti ini jalan ceritanya”. Setelah PPU pindah total ke Tembalang, sudah pasti saya tidak memiliki tempat mampir ketika sedang di Pleburan, kecuali mampir ke kosnya si Sansan.
Karena kami sudah sudah lelah, pada akhirnya kami pun tertidur pulas sampai waktu menunjukkan azan Zuhur. Saya terbangun sendiri, dan lainnya masih tidur. Sesekali saya mengaktifkan radio untuk mendengarkan obrolan di udara.
Jangan khawatir untuk teman-teman yang membaca catatan hari ini. Saya kan memberikan sedikit pemanis berupa dokumentasi foto di akhir catatan. Jika masih kurang silakan teman-teman bisa mengunjungi catatan saya di kategori pramuka.
Di hari terakhir ini saya sedikit mengabadikan beberapa foto terakhir di PPU baik di dalam maupun di luar. Foto tersebut saya gunakan sebagai kenang-kenangan. Setelah meninggalkan PPU secara resmi hari ini, saya pastikan telah berpisah dengan mengucapkan selamat tinggal untuk selama-lamanya.
Mulai angkatan pertama anggota Racana Diponegoro tahun 1978 sampai 2019 (sebelum Covid-19), mungkin sebagian besar dari mereka merasakan/memikirkan hal yang sama dengan saya. Yaitu memiliki kisah yang cukup mendalam, bahkan sampai memiliki ikatan khusus dengan PPU.
Saya hanya bisa menyebutnya ikatan khusus, karena detailnya cukup sulit dijabarkan dengan kata-kata sederhana. Sering kali saya tidak berkata-kata ketika merasakan sesuatu yang cukup emosional, seperti mengingat sesuatu kejadian penting.
PPU kini sudah menjadi kenangan bagi saya dan sebagian orang yang pernah memiliki kisah di dalamnya. Saya merasa bangga pernah menjadi bagian dari penghuni PPU sebelum orang terakhir meninggalkan tempat tersebut.
Meskipun tempat tersebut akan dialih fungsikan entah jadi apa. Pastinya orang yang pernah memiliki kenangan di tempat tersebut akan mengerti bagaimana rasanya digigit nyamuk yang sangat ganas. Hihihi
Di bawah ini saya kasih beberapa dokumentasi sebelum meninggalkan PPU untuk selama-lamanya.
Jika saya menginginkannya, mungkin di bagian ini akan ada tambahan beberapa dokumentasi foto tentang kehidupan situasi dan kondisi di PPU.
Kalau melihat ada tambahan foto di atas yang aslinya hanya ada 6, dan menjadi lebih banyak. Tanya saya memang menginginkannya. Untuk sementara ini saya perlu mengakhiri catatan.
Sekian dari saya, dan terima kasih untuk hari ini.
Daily Life 2023 #295
Salam,