Pertemuan Pertama untuk Terakhir Kalinya

Update Terakhir: 12 Maret 2024 Oleh Abdul Jalil

Demak, 11 Maret 2023. Hari yang aku nanti-nantikan akhirnya tiba. Entah kebetulan atau memang rezekiku. Hari ini aku ada agenda bertemu lebih dari satu teman. Ada teman SMA dan kuliah pada masa itu. Aku pikir hanya bertemu dengan satu teman saja, dan ternyata tidak.

Pagi hari, perasaanku sudah campur aduk senang dan bingung. Karena baru pertama kali sejak masuk SMA hingga saat ini, bisa duduk bersamanya menceritakan banyak hal. Selama ini aku memang tidak memiliki kesempatan untuk melakukan hal itu. Entah, karena tidak ditakdirkan bisa bertemu atau memang payah.

Waktu yang terbatas aku gunakan dengan sebaik-baiknya. Aku sudah berjanji ingin bertemu dengannya sekitar jam 11 pagi, meskipun Ia akan datang terlambat. Sepertinya biasa, aku tidak suka ditunggu oleh orang lain, datang lebih awal adalah kebiasaan.

Akhirnya aku bisa bertemu dengannya, hampir tidak ada perubahan kecuali sekarang Ia memakai kacamata (minus 2). Benar-benar senang sekali bisa mendengarkan suaranya secara langsung, begitu renyah ketika masuk ke telinga.

Senyumnya sama seperti dulu, jutek-jutek gemesin gitu lho. Biar ngobrolnya tidak kering, kami pesan makan siang dan lanjut ngobrol apa saja. Satu hal itu, aku memang tidak pernah mendapatkannya dan hari ini aku ingin mendengarkan ceritanya.

Di catatan hari ini, aku tidak ingin menjelaskan secara detail apa yang Ia ceritakan padaku. Setelah mendengarkan ceritanya secara langsung. Ternyata surat yang aku kirimkan untuk pertama kalinya tidak berarti apa-apa.

Secara tidak langsung, aku mengetahui adanya unsur kemunafikan alias tidak sesuai dengan apa yang Ia pernah sampaikan. Ya ingin bagaimana lagi? Wanita memang seperti itu. Aku tidak bisa begitu saja menyalahkannya, karena aku tidak ingin menyalahkan orang lain. Sejak hari ini, aku berpikir apakah masih ada wanita yang bisa dipercaya selain ibuku?

Karena sudah mengetahui fakta sebenarnya, dan sesuai dengan surat yang pernah ku tulis sebelumnya. Hari ini adalah pertemuan pertama sekaligus yang terakhir. Aku tidak merasa kecewa sedikit pun, justru aku bangga dan bahagia. Karena orang yang pernah aku cintai, bisa bertemu dengan orang yang baik.

Bisa jadi, aku akan sangat marah jika Ia kembali salah memilih orang. Ia hanya bisa meminta maaf karena berpikir telah membuatku kecewa berkali-kali. Jika Ia tidak lupa dan membaca suratnya secara cermat, Ia tidak perlu menangis untuk orang yang tidak dicintainya.

Sebelum pulang, aku menyempatkan berfoto dengannya untuk terakhir kalinya. Foto itu sebagai pengingat agar aku tidak akan pernah kembali lagi. Ternyata seperti ini yah rasanya patah hati untuk pertama kalinya sepanjang sejarah mencintai seorang wanita.

Cinta bertepuk sebelah tangan tidak akan membuatku menjadi pria jahat. Aku tidak peduli dengan hal kecil seperti itu. Aku akan selalu mengelilingnya dengan kasih dan doa untuk kebahagiaannya. Jika gagal dan tidak memiliki tempat istimewa di hatinya. Mungkin aku ada di hati wanita lain atau dunia ini akan segara mengambilku lebih dulu. Setidaknya aku pernah mencintai dan kehilangan daripada tidak sama sekali.

Akhirnya memutuskan untuk mencintai wanita lain saja, karena aku harus melanjutkan hidup. Setelah berpisah dengannya aku pulang sebentar ke rumah mengambil charger laptop dan langsung ke rumah Agus. Hari ini temanku lagi ingin main ke rumah saudaranya, sekalian main ke rumahnya Agus.

Bertemu Teman Lama

Sudah lama banget tidak bertemu teman lama yang bisa ku sebut nama Irwanto, terakhir ketemu kalau tidak salah pada tahun 2019 sebelum aku wisuda. Sekarang Dia sudah menjadi seorang bapak anak satu. Rasanya waktu cepat sekali yah, apa hanya aku saja yang melambat.

Ngobrol sana-sini membahas konspirasi dunia dan kebetulan banget si Agus di rumahnya sudah ada di printer, sekalian deh aku menumpang cetak dokumen. Bulan ini memang lagi ramai laporan keuangan kuartal 4 (Q4) tahun 2022 sudah rilis. Jadi, aku perlu mencetak untuk bahan bacaan dan belajar.

Setelah ngobrol panjang lebar, ternyata si Irwan sudah pindah domisili dari Yogyakarta ke Salatiga. Sepertinya sedang mencari pekerjaan baru juga sama sepertiku. Obrolan pria kalau sudah berkumpul ya pasti ngomongin kerjaan dan kesibukan.

Sementara ini aku ya hanya sibuk menjalani hobi menulis catatan harian di blog. Belum berniat untuk membuat buku fisik, entah aku ini memang aneh. Saat teman-teman memaksaku untuk membuat sebuah buku, justru aku malah asyik membuat artikel online seperti ini.

Sepertinya aku harus menikmati masa-masa seperti sekarang ini. Tidak jarang disela-sela obrolan sore membahas masa lalu saat masih kuliah bersama si Irwan. Kami memiliki obrolan baru seputar dunia investasi. Aku sendiri mengakui sebagai investor di pasar modal.

Dia melihat dokumen laporan keuangan Q4 salah satu perusahaan yang aku miliki. Berawal dari itu, kami saling berbagai pengetahuan tentang pasar saham. Tentu saja ada perbedaan pandangan mengenai pola saat investasi.

Kalau aku mendengarnya langsung, Irwan lebih ke investor jangka pendek yang mengejar capital gain atau selisih harga jual-beli. Terbilang cukup sukses karena pernah mendapatkan untung besar. sedangkan aku keuntungan ya dari dividen tiap tahunnya, itu pun langsung aku belikan saham lagi.

Setelah mendengarkan ceritaku yang memiliki gaya berinvestasi moderat-agresif, mungkin saja akan mengikuti gaya yang seperti itu. Memang seru ngobrolin investasi kalau ada temannya. Cita-cita memiliki satu juta lot saham berkelas aku sudah memulainya lebih dulu. [1 lot= 100 lembar]

Untuk bisa mewujudkan cita-cita tersebut, tentu saja aku harus semangat bekerja dan pantang menyerah. Patah hati sekarang tidak apa-apa, nanti pasti aku akan berhasil mewujudkan mimpi tersebut bersama Haruna.

Karena Irwan memutuskan untuk menginap di rumah Agus. Aku tidak jadi pulang sore, padahal tadi sudah bilang kalau ingin pulang sore. Besok pagi pun tidak masalah selama masih mengabari orang rumah.

Suasana malam di rumah Agus terbilang sejuk sekali (biasanya), karena di belakang rumah (sekarang jadi depan rumah) berada di pinggir ladang jagung dengan pemandangan gunung Ungaran. Namun untuk hari ini, cuaca sedang terik banget, jadi rasanya agak gerah. Terpaksa numpang mandi juga.

Sampai malam kami bertiga asyik ngobrolin berbagai topik yang menarik sambil menonton TV. Satu-satunya hal yang bisa untuk mengisi waktu luang ya dengan mengobrol. Menikmati suasana santai rumah Agus.

Andai saja, semua orang rumah bisa melakukan hal baik seperti yang dilakukan oleh keluarganya si Agus. Bisa jadi, masalah yang terjadi saat ini. Pasti berbagai masalah klasik sudah lama bisa terselesaikan dengan mudah. Kunci sudah ada, hanya perlu membuka saja.

Agus sudah tertidur lebih dulu, tinggal Irwan dan aku yang masih asyik nonton IP Man 2. Seru kalau film apa pun itu ada gelud-geludnya gitu. Bagiku itu menarik, seperti halnya Naruto. Hihihi

Ketika film sudah selesai (sudah lewat hari), Irwan akhirnya memilih tidur karena nanti pagi harus ke rumah saudaranya. Sedangkan aku masih asyik membaca laporan keuangan sampai benar-benar ngantuk.

Ceritanya bersambung dulu ya…

Daily Life 2023 #70

Salam,

TTD Abdul Jalil

About Abdul Jalil

Writing every day for happiness

View all posts by Abdul Jalil →

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *