Adinda dalam Pelukan Puisi

Adinda dalam Pelukan Puisi

Update Terakhir: 27 Maret 2024 Oleh Abdul Jalil

Di bawah naungan senja yang mempesona.
Kau duduk, dengan lembut tersenyum.
Senyummu memancarkan cahaya suci.
Menggetarkan jiwa, membius hatiku yang terpaut.

Adinda, oh Adinda,
Namamu terukir dalam bait-bait puisi.
Cantikmu bagaikan sinar mentari yang menyinari bumi.
Aku terpukau oleh pesona surgawi yang kau miliki.

Kecantikanmu bagai rahasia surga,
Tiap langkahmu mengalun indah mengagumkan,
Mengukir jejak harapan di lorong waktu,
Menghadirkan keindahan yang tiada tara dalam cahaya senja.

Adinda, oh Adinda.
Dalam sentuhanmu, terasa hangatnya cinta.
Senyummu bagaikan obat penawar hati yang terluka.
Menghapus luka, membangkitkan kembali harapan yang pudar.

Senyummu mengubah duniaku, membelai hati dalam gelap.
Laksana palet ajaib, mengisi kehampaan dengan warna-warna yang tak terucap.
Kau adalah aliran puisi yang tak tertandingi.
Diukir dengan penuh cinta dalam setiap hela napas kehidupan ini.

Setiap detak jantung, terasa damai menyatu dalam aliran waktu.
Kecantikanmu tak terbantahkan.
Bagai bintang bersinar di langit senja.
Kau, kecantikan yang tak terlukiskan, menari lembut di senja yang merayu.

Dunia meriah dengan sorak sorai, namun kau adalah sentuhan kedamaian.
Menyulam ketenangan dalam kekacauan yang berkecamuk.
Tatkala kau melangkah, mata semua terpaku dalam kagum.
Seakan dunia mereda sejenak, tersihir oleh keanggunanmu.

Tak terhingga kata-kata untuk melukiskan keanggunanmu.
Kau puisi tercantik, hening tapi bermakna.
Dengan hati yang terbuka dan jiwa yang suci.
Kita mungkin menyaksikan keajaiban bersama.

Adinda, oh Adinda.
Biarkan aku mencintaimu dalam diam.
Seperti bintang yang mengagumi bulan yang bersinar begitu indah.
Aku ingin mencintaimu, meskipun tak pernah terucapkan.
Karena cinta sejati tak memerlukan kata-kata untuk diungkapkan.

Tiap detik berlalu.
Kutemani bayanganmu dalam relung hati.
Sebagai cahaya yang abadi dalam memori.
Mengilhami langkah-langkah di lorong waktu yang terbuka lebar.

Adinda, oh Adinda.
Kau adalah bagian dari cinta yang hadir dalam hidupku.
Dalam sentuhanmu, kujumpai arti sejati kebahagiaan.
Kau adalah permata langka, memperindah alur hidupku.

Puisi ini adalah persembahan dari hati yang terpaut.
Untuk Adinda, yang menghias dunia dengan keindahan tak terlukiskan.
Semoga kisah kita terus bersinar, abadi di dalam memori.
Dan keindahan cinta kita takkan pernah terlupakan.

Baca juga:

Salam,

About Abdul Jalil

Writing every day for happiness

View all posts by Abdul Jalil →

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *