Riwayat Percintaan Abdul Jalil [04/24]

Foto ini merupakan gambar unggulan untuk catatan Riwayat percintaan abdul jalil. Gambar berisi sebuah hati berwarna merah yang dibuat menggunakan krayon.

Update Terakhir: 28 April 2024 Oleh Abdul Jalil

Pada kesempatan kali ini saya ingin mengungkapkan sesuatu hal yang mungkin akan menimbulkan bahan ghibah atau perdebatan. Ya, saya menulis tentang riwayat percintaan diri saya sendiri.

Tujuan saya menulis catatan ini hanya sebatas informasi yang mungkin saja berguna untuk seseorang (bisa siapa saja). Karena kita sedang memasuki tahap kedua trust issue dari perkembangan teknologi yang sangat pesat sekali.

Selain itu saya juga ingin menulisnya sebagai pengingat. Hihihi

Untuk masalah percintaan sebenarnya saya sendiri bisa digolongkan salah satu orang yang belum beruntung. Kenapa saya bisa bilang seperti itu? Tentu saja ada alasan yang mendasarinya. Salah satunya adalah “‘Mantan”.

Karena keberadaan mantan bisa menjadi salah satu parameter beruntung atau tidaknya seseorang dalam menjalin percintaan. Saya kasih contoh konteks, dan kalian bisa menilainya sendiri.

Hasilnya tergantung tingkat pemahaman kalian. Untuk orang bodoh dengan tingkat pemahaman yang rendah, saran saya jangan baca ini, dan bisa lanjut ke pembahasan utama.

Contoh 1

Tokoh utama adalah A dan B.

Si A pernah menjalin hubungan dengan seseorang (sebut saja si B) selama kurang lebih 9 tahun. Selama mereka menjalin hubungan, ada banyak sekali aktivitas yang menyenangkan dengan berbagai masalah di dalamnya.

Hal itu sudah termasuk aktivitas (HS) yang mereka lakukan selama bertahun-tahun. Tentu saja mereka melakukannya atas dasar suka sama suka. Karena merasa bosan dengan hubungan sudah selama itu, tapi tidak ada perkembangan.

Pada akhirnya B mencari cara agar bisa diputuskan dengan si A. Caranya bagaimana? Pokoknya mencari cara yang intinya B bisa memposisikan diri menjadi korban. Jika cara itu berhasil, maka B tidak akan merasa bersalah.

Namun, di sisi lain A juga merasa tidak bersalah karena telah memutuskan hubungan. Meskipun si A di posisikan sebagai pihak yang memutuskan hubungan. A merasa untung banyak karena bisa menikmati HS secara cuma-cuma, dan bertahun-tahun bersama B.

Dari pengalaman A yang sudah paham dengan siklus emosional B. Si A tidak akan kesulitan mencari pengganti B, bahkan tidak perlu waktu seminggu si A sudah bisa HS dengan si C. Di sisi lain C ini masih memiliki hubungan dengan E. Kenapa bisa secepat itu? Rahasia dong! Hihihi

Hal yang sama juga dialami oleh B. Modal jual kesedihan dan mengunggahnya ke media sosial secara teratur untuk menarik simpati target. Pada akhirnya si target, yaitu D terkena juga rayuan maut dari B.

Hampir setiap ada kesempatan, B dan D bertemu di suatu tempat untuk membicarakan masalah hubungan dengan A. Karena si D merasa bersimpati apa yang sedang menimpa B. Tanpa pikir lama-lama, D menjalin hubungan dengan B.

Bahkan sebelum putus dengan A, B sudah lama menjalin hubungan dengan D tanpa sepengetahuan A. Justru hubungan antara B dan C diketahui lebih dulu oleh F. Karena posisi F itu sendiri merupakan seorang yang dikenal baik oleh si A, B, C, D dan E.

Si F juga merupakan sosok orang pertama yang mengetahui aktivitas HS antara si A dan B di suatu tempat yang tidak asing bagi G dan H. Keduanya merupakan teman baik dari A. Namun tidak menyukai B dan F.

Meskipun saya memberikan contoh yang membingungkan kalian. Namun contoh dari saya itu merupakan contoh nyata dari kisah seseorang.

Baik si A atau B sebenarnya sama-sama untung karena telah menjalin hubungan selama itu. Satu-satu kerugian yang paling berdampak pada mereka, tentu saja riwayat HS (body count) dalam bahasa gaul ala Gen Z sekarang ini.

Contoh 2

Tokoh utama adalah A dan B

Si A dan si B tidak pernah menjalin hubungan apa pun selama keduanya berteman baik. Namun keduanya saling memperhatikan satu sama lain. Hal itu diketahui dan dikonfirmasi oleh si C yang merupakan teman baik si B.

Meskipun A itu orangnya pemalu, ia tidak pernah ragu untuk mengambil momen bersama dengan si B jika ada kesempatan. Begitu juga dengan B yang terlihat malu-malu kucing ketika mengambil momen bersama (foto).

Sebenarnya A ingin sekali menyatakan perasaan suka dengan B. Namun, momennya selalu tidak tepat dan ada saja halangannya. Ketika ingin menyampaikan sebuah surat cinta. Si A telah mendapat informasi dari C, kalau B telah menjalin hubungan dengan D, yang merupakan teman satu meja belajar A.

Cerita tidak sampai di situ saja. Ketika B telah putus dengan D karena alasan “hubungan toxic” kurang lebih 4 tahun lamanya. Kemudian B membuat alasan yang masuk akal untuk menolak pernyataan A tentang perasaan yang belum sempat di sampaikan.

A tidak kecewa dengan sikap B. Namun, di sisi lain B juga sedang berusaha menjalin hubungan dengan E. Keduanya telah ternyata telah menjalani hubungan yang relatif singkat. Tanpa mengetahui kalau B dan E telah putus.

A kembali lagi datang dengan penuh semangat dan berharap bisa bertemu dengan B. Meskipun hanya 8 menit saja bertemu dengan B, A sangat senang sekali bisa datang di hari bahagianya. A menyadari ada yang tidak beres. Namun, A tetap berpikir realistis dengan situasi yang ada saat itu (sibuk).

Setelah sekian lama tidak bertemu dengan B, A kembali lagi untuk mencoba menjelaskan apa yang sudah terjadi selama ini tentang perasaan A kepada B. Pada satu kesempatan, A memutuskan melakukan pertemuan dengan B.

Dalam momen bersama selama kurang lebih 2 jam lamanya. B menceritakan semuanya kepada A tentang apa yang terlah terjadi. Bahkan B mengakuinya sendiri telah menjalin hubungan dengan F yang merupakan teman dekat A.

Baginya (B) A merupakan sosok yang terlalu sempurna, dan tidak pantas mendapat hati yang layak dari A. Hal itu bisa juga bermakna lain kalau A tidak lebih baik dari F. B juga menjelaskan alasan menolak hati A, karena ia (B) telah menjalin komitmen dengan G.

Saat A mendengar B menjelaskan bahwa G adalah calon yang akan mendampinginya. Dalam hati A langsung hancur berkeping-keping. Meskipun tidak merasa sedih, justru A merasa senang bisa menjadikan B sebagai sosok yang cukup berjasa di kehidupan masa lalu A.

Pertemuan A dan B menjadi telah menjadi bagian dari sejarah dan diabadikan. Apa pun yang akan terjadi masa depan, A akan terus melanjutkan hidup sampai batas waktu terakhir.

Apakah Kalian Bisa Memahami 2 Perbedaan dari Contoh 1 dan 2?

Dua contoh yang sudah saya tulis di atas merupakan contoh nyata, tanpa melebih-lebihkan keadaan yang sebenarnya. Karena memang di dunia ada ada sosok yang beruntung dan belum beruntung, bahkan ada yang tidak beruntung.

Kalian yang bisa menangkap maksud sebenarnya tulisan yang sudah saya buat. Saya apresiasi setinggi-tingginya. Jika ada kesempatan pun, saya ingin memberikan ucapan selamat secara langsung.

Bagi yang belum atau tidak paham maksud sebenarnya. Kalian tidak perlu khawatir. Saya juga paham, beberapa dari kalian memiliki tingkat pemahaman yang sangat rendah. Jadi, saya sudah memprediksinya sejak awal menulis catatan ini.

Jadi kalian yang membaca sampai bagian ini. Saya ucapkan terima kasih terlebih dulu.

Tabel Riwayat Percintaan Abdul Jalil

Saya akan mempermudah kalian ketika membacanya dengan membuatnya sesederhana mungkin dalam sebuah tabel. Tercatat di dalam sebuah basis data (DB) calon Haruna yang saya miliki saat ini baik dari kategori 1 dan 2.

Nama RiwayatJumlah Riwayat (X)
Kategori 156
Kategori 24
Menolak11
Ditolak28*
Menjalin Hubungan1
Diabaikan20*
Data per 28 April 2024

Total ada 60 nama yang pernah melakukan kontak langsung (percakapan 2 arah). Kategori 1 dan 2 di dalam tabel di atas merupakan penamaan dari saya sendiri untuk mempermudah status. Hal itu tidak bisa saya sampaikan di publik (rahasia).

Dilihat dari data tabel di atas, saya sudah pernah menolak wanita yang jumlahnya ada 11 orang. Alasan saya menolak tentu saja tidak sesuai dengan kriteria minimal untuk menjalin hubungan.

Selama melakukan pencarian Haruna. Sama seperti pria lainnya, saya juga pernah mengalami yang namanya sebuah penolakan/diabaikan. Jika dilihat angka 28 dan 20 sebenarnya masih belum saya pastikan.

Karena saya menyadari relatif sulit untuk orang-orang tertentu membedakan antara ditolak dan diabaikan. Bisa jadi saya ini kurang jelas, atau memang mereka sendiri yang tidak bisa memberikan jawaban.

Tapi saya sendiri salut kepada mereka yang memberikan jawaban secara jelas, meskipun hal itu merupakan sebuah penolakan. Bisa jadi mereka yang tidak memberikan jawaban (mengabaikan), memang dari awal tidak ingin berurusan dengan saya.

Seiring waktu berjalan, saya cukup terkejut ketika mengetahui 1/2 dari mereka yang pernah mengabaikan. Ternyata memiliki kisah cinta yang bisa dibilang “tidak baik-baik saja” alias bertemu pria super brengsek.

Kebanyakan dari mereka sepertinya betah sekali disakiti secara fisik/psikologis, bahkan diselingkuhin. Saya tidak ingin berempati dengan mereka yang sudah mengabaikan. karena itu merupakan keputusan mereka sendiri, dan saya tidak ingin ikut campur.

Meskipun begitu, saya sangat senang jika mereka bisa bersama pria yang lebih baik, dan hidup bahagia dengan pilihannya sendiri.

Hal ini akan sulit dipercaya oleh orang-orang yang tidak mengetahui realita. Mengingat hanya 1 dari 70 orang yang bisa sampai ke tahap menjalin hubungan, meskipun saya sendiri tidak bisa menyebutnya dia adalah seorang pacar.

Hubungan tersebut tidak berlangsung lama karena perbedaan cara pandang. Untuk pria sedamai dan tidak suka cari masalah. Tentu saja akan sering berselisih dengan wanita yang tidak memiliki aktivitas bermanfaat (terlalu banyak waktu luang), dan hobinya cari penyakit.

Secara teknis (harfiah) saya sendiri hanya ingin memiliki 1 wanita saja yang bisa disebut sebagai kekasih (pasangan) tanpa harus menyiapkan cadangan. Hanya orang-orang bodoh dan primitif yang berpikiran seperti itu (memiliki cadangan), jika hal itu ditujukan padaku.

Membaca saja sulit, apalagi memahami sebuah kalimat pendek (dengan konteks). Ya itu benar-benar orang bodoh! Hihihi

Alhamdulillah sampai sekarang ini saya tidak pernah diselingkuhi maupun berselingkuh. Saya 100% bisa menjamin hal itu, apalagi sampai melakukan kegiatan “mencelup rudal ke dalam sumur” yang sudah menjadi tren pacaran zaman sekarang.

Pokoknya kalau belum melakukan hal itu bisa dikatakan belum sayang sepenuhnya, atau cintanya masih setengah-setengah.

Sudah pasti saya mengetahui hal itu dari orang-orang yang bisa disebut dari sumber terpercaya. Hihihi

Terlepas apa yang sedang nge-tren saat ini. Sebagai pria biasa, saya tidak ingin ikut-ikutan tren yang berdampak buruk bagi saya sendiri. Dari dulu sampai seterusnya saya ingin menjadi pria yang baik dan bermanfaat bagi lingkungan sekitar.

Meskipun tidak sedikit wanita lebih menyukai pria brengsek/toxic/kasar dan sebagainya (kenyataannya). Saya tetap ingin menjadi pria baik.

Saya kira sampai di sini dulu catatan ini. Jangan khawatir untuk catatan ini akan terus saya perbarui jika ada perubahan yang terjadi. Jika ada hal-hal yang belum dipahami, silakan hubungan saya melalui jalur yang sudah tersedia.

Sekian dari saya dan terima kasih.

Salam,

Note: Catatan ini belum sempurna

Gambar Unggulan: Pixabay

About Abdul Jalil

Writing every day for happiness

View all posts by Abdul Jalil →

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *