Pramuka Dalam Arti Saat Ini Hingga Akhir

Update Terakhir: 19 Oktober 2020 Oleh

IMG_0108
Foto Pribadi : Abdul Jalil (Undip) dan Peserta LPK XXXIV Racana Diponegoro

Beberapa tahun yang lalu itu adalah aku dan teman-temanku. Yang sedang berjalan menuju tempat kegiatan Latihan Pengembangan Kepemimpinan (LPK) ke 34. Kegiatan tersebut memang sudah jauh sebelum aku lahir. Para pendahulu ku boleh jadi merasakan hal yang seperti itu hanya saja dengan suasana lebih klasik. Pada waktu itu aku adalah seorang Nakata (GN-005) yang mengikuti kegiatan Pramuka tingkat Pandega di Universitas Diponegoro Semarang. Aku begitu menikmati suasana pada hari tersebut. Yang pasti akan lebih banyak catatan dan foto aku unggah ke Blog pribadiku sebagai tanda aku dan mereka memiliki sejarah yang sama.

Aku adalah salah seorang pencatat sejarah yang tidak penting bagi dunia ini. Melainkan aku sangat berguna bagi masa depan pada satu hari nanti. Untuk sekarang memang aku belum dapat menjelaskan secara terperinci. Karena masih sangat sulit untuk dapat diterjemahkan ke dalam kalimat yang sederhana. Mengikuti kegiatan kepramukaan tingkat Pandega memberikan berbagai arti yang berbeda. Banyak orang awan beranggapan mengikuti kegiatan pramuka itu hanya latihan baris berbaris, tepuk tangan, nyanyi lagu kebahagiaan, dan hal lainnya yang mereka pikir itu adalah sesuatu yang kuno. Tidak mengapa bagiku karena memang mereka belum mengetahuinya apalagi menjalaninya. Kalau aku boleh pamer ( ya jangan di anggap serius Loh ). Mengikuti kegiatan pramuka sebenarnya kita dilatih untuk menjadi orang yang sabar dan manusia yang penuh kasih sayang. Contoh ada di mana-mana kalau memang ingin mencarinya. Aku tidak perlu mencatatnya di sini. Itu terlalu penting untuk aku catat, tentu aku adalah manusia yang mencatat sesuatu yang tidak penting bagi mereka. Semoga mereka cepat menyadarinya sebelum terlambat untuk menyesalinya.

Mendapat amanah untuk memimpin kelompok 2 (Reka : MT Haryono), ya ku buat dengan rasa senang dan bahagia. Tidak perlu berpikir susah-susah untuk menjadi reka yang terbaik. Karena yang terbaik belum tentu dapat bertahan lama di lingkungan Racana. Bagaikan seleksi kehidupan kampus ada saja yang pergi meninggalkan tempat tinggalnya dengan rasa gembira dan meninggalkan luka mendalam bagi yang di tinggalkan. Aku tidak perlu menyalahkan siapapun, biarkan mereka menjawab pertanyaan mereka sendiri.

Dan satu hal yang masih aku ingat hingga saat ini. Yaitu aku berjumpa dengan Haruna pada waktu itu. Sungguh aku bahagia bertemu dengannya berbincang-bincang membicarakan sesuatu yang penting untuk kelompok. Bahkan sempat mengabadikan momen kebersamaan. Ya tidak perlu aku mengungkapkannya siapa nama asli Haruna. Karena nanti juga mereka akan menyadarinya. Kisah cinta yang aku jalani di kampus ini memang banyak menimbulkan pertanyaan. Ya aku mengakui salah karena tidak terus terang kepada mereka siapa perempuan yang aku cinta. Dalam hati belum waktunya untuk mengatakan cinta cukup dengan membantunya bahagia itu arti kebahagiaan bagiku. Fokus dulu dengan kehidupan kampus selesaikan studi dengan segera dan mendapatkan nilai minimal 3,00 agar jika aku mendaftar pekerjaan yang membutukan persyaratan itu, aku merasa terbantu dengan nilai itu. Perjuanganku hingga saat ini masih panjang dan banyak sekali tantangan kehidupan kampus yang siap menghadang. Kuliah jalan, pramuka berakhir dengan kebahagiaan, lulus pun dapat suatu kehormatan yaitu jatah untuk lamaran.

Demikian catatan yang bisa aku sampaikan. Walaupun catatan yang aku buat banyak menimbulkan pertanyaan kepada siapapun yang membacanya. Aku hanya berharap mereka tetap dapat hidup menikmati keindahan hidup dari sudut pandang lainnya. Terima kasih

About Abdul Jalil

Writing every day for happiness

View all posts by Abdul Jalil →

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *