Update Terakhir: 19 Oktober 2020 Oleh
Seusai sarapan tertanggal 21 Desember 2014. Kebahagiaan bersama teman-teman yang cantik. Aku memang ramah kepada siapapun termasuk juga musuhku sendiri. Ya sudahlah itu semua hanya cerita masa laluku . Yang mempunyai kekasih bisa berbahagia dengan seorang namun beda cerita ketika lagi sendiri. Serba tidak nyaman ingin berteman dengan siapa, makan dengan apa, dimana aduh itu membuat diri sendiri menjadi kacau. Dengan satu meja di saat sarapan bagiku itu indah karena pagi hari diisi dengan cerita menarik dari mereka bertiga. Jadi, yang mempunyai kekasih ya jangan sampai ditiru apa yang sudah aku lakukan pada waktu itu. Ini hanyalah sebuah catatan untuk anak cucuku .
Jadi, ceritanya begini untuk memulainya. Aku sendirian mencari kehidupan untuk menyambung hidup di pagi hari. Di suatu ketika ada meja kosong dengan empat kursi. Boleh jadi kalau memang masih di anggap benar perempuan yang bernama Nur Dian Haznawati (Ilmu Gizi 2013) juga dalam keadaan lapar. Tentu aku masih yakin hal itu karena semalaman kami semua begadang dengan jelas ya kalo ngantuk tidur saja di dalam ruang sidang. Dia juga salah satu rekan di kelompok dua di pendidikan dasar bulan Maret. Secantik- cantiknya Hazna aku belum bisa membayangkan ekspresi sarapan pada waktu itu antara kelaparan atau menjaga asupan kalori yang akan dicerna olehnya. Sungguh, aku belum bisa banyak bercerita tentang itu karena itu cukup aku yang tahu. Pernah aku mendengar kurang lebih empat hari dirinya tidak mandi dan beberapa kalimat yang pernah terdengar olehku “gak mandi, aku tetap cantik kok”. Ya bolehlah dia mengatakannya dengan sebaik-baiknya karena itu dapat meningkatkan kemampuan untuk memikat laki-laki yang ingin mencintainya.
Sebenarnya aku bisa mencatat lebih dari 500 kata hanya untuk menggambarkan Hazna itu orang seperti apa hanya saja aku terlalu sibuk dengan statusku yang masih pengangguran. Dan dua teman ku lagi yang ada di hadapanku itu bernama Kurnia Rizkia Rahma (Sastra Indonesia 2012) dan Tri Purwaningsih (Pertanian 2013). Belum ada kesan yang buruk tentang keduanya karena mereka adalah teman-temanku juga. Meja sarapan menjadi kisah yang masih aku ingat hingga saat ini karena kesedihanku pada waktu terobati oleh ketiga teman perempuan ku itu. Sungguh aku sangat bersyukur meskipun belum mempunyai seorang kekasih yang belum dapat dicintai sepenuhnya. Namun, catatan hidup menjadi menarik ketika aku dan mereka adalah yang berbahagia. Satu hari nanti aku yakin akan bertemu kembali dengan membawa momongan masing-masing. Bisa di tunggu pada waktu yang sudah ditentukan oleh-Nya.