Update Terakhir: 8 Juni 2023 Oleh Abdul Jalil
Kerinduan itu semakin menjadi jadi dengan aroma asap sate. Aku lelah tapi bahagia dengan mereka yang sibuk mempersiapkan sate untuk di nikmati bersama keluarga besar Fakultas Sains dan Matematika.
Satu-satunya kegiatan menyenangkan bersama mereka adalah ketika ada peringatan hari besar umat Islam (Idul Adha). Kalau sudah begitu pasti ada daging yang tersedia untuk kami (rezeki anak kos).
Kami (panitia kurban) menyediakan sate sangat banyak sekali (>30 porsi) jika satu porsi itu 5 tusuk sate, tinggal dikali saja untuk mendapatkan hasilnya. Belum lagi tidak semua sate yang sudah matang langsung di serahkan ke meja saji.
Melainkan ada tangan-tangan jahil (sepertiku) yang tidak sabar untuk menyantap sate daging sapi. Di tambah ada menu masakan sudah di siapkan untuk semua orang yang hadir. Maka dari itu jika ada yang perutnya masih lapar sudah pasti (salah sendiri).
Dari pagi hingga sore hari aku dan sebagian dari mereka masih berurusan dengan daging dan di distribusikan ke keluarga yang berhak menerima. Untuk tahun ini Alhamdullilah tidak banyak daging yang sisa (tetap saja) satu orang bisa membawa daging lebih dari 2 Kg.
Aku menghubungi teman-teman Racana yang membawa daging dari masjid untuk bakar-bakar di sanggar. Rezeki anak kos memang tidak buruk-buruk jika ada penyembelihan daging kurban. Aku sendiri juga membawa setidaknya 3 kg daging untuk di bawa pulang ke kontrakan.
Karena teman-temanku sudah mempersiapkan bumbu untuk membuat sate. Tentu, itu yang membuatku rindu dengan aroma asap sate. Walaupun tidak seenak buatan abang tukang sate tetap enak untuk santap malam bersama teman-teman.
Artikel ini telah terbit pada tanggal 17 Februari 2017 22:21 WIB
Salam,