Bermain Itu Tidak Boleh Main-Main

Update Terakhir: 12 Oktober 2020 Oleh

Exif_JPEG_420
Foto Pribadi : Abdul Jalil (Fisika 2013) dan Fandu Edu W (Kimia 2013)

Memulai dari hal yang gelap menuju kegiatan bersama teman-teman. Untuk lelaki sepertiku dan yang lain hanya ingin bermain untuk mengisi waktu luang bersama. Siapa tahu dapat menemukan sesuatu yang dapat membuat kebahagiaan nyata.

Di hari yang sama 5 Mei 2016 aku merasa ingin bermain dengan sesuatu yang berbahan plastik. Memotongnya sekecil mungkin dan dapat di artikan sebagai  kebahagiaan yang sedang tertunda.

Waktu itu aku dan beberapa dari teman-temanku akan mengikuti kemah bakti saka kalpataru tingkat kota Semarang. Salah satu kegiatannya adalah memanfaatkan bahan bekas yang digunakan untuk membuat kerajinan tangan. Yang kami gunakan benar-benar bekas. Hanya kertas wana putih itu yang membuat memiliki tujuan berbeda.

Ya sudahlah… bermain itu memang harus tidak main-main agar permainan terasa lebih adil. Aku memikirkan demikian sehingga di saat pembuatan dan dinilai oleh juri akan terasa beda rasa. Kami tidak memperdulikan harus menang. Hanya satu hal yang dapat aku ingat “ kami perlu piknik bersama”  , jadi motivasi kami hanya itu dan tidak ada yang pemikiran lain lagi untuk menjadikanku seorang yang senang bermain.

Catatan yang menceritakan tentang sebagian kisah kemah bakti, selanjutnya akan tetap ada setelah catatan ini. Meskipun tidak jelas apa yang aku maksud dalam catatan ini belum ada yang ingin aku lupakan selain mereka. Memang aku bisa lupa dengan mereka ? hanya ingin bertanya saja …… terima kasih

About Abdul Jalil

Writing every day for happiness

View all posts by Abdul Jalil →

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *