Update Terakhir: 13 November 2022 Oleh Abdul Jalil
Estimasi waktu baca: 2 menit
Sore di antara rumput yang tergerak oleh angin lembut. Mendung suasana sore di kala itu. Aku hanya seorang diri menulis sesuatu melalui kertas bergaris dengan tinta pulpen warna hitam. Tidak banyak kata yang ada untuk sesi itu namun, kisah itu cukup untuk menjadi sebuah kesan yang abadi di masa depan nanti.
Mungkin lebih cocok sebagai pesan untuk seorang perempuan yang belum aku ketahui siapa namanya. Mungkin juga salah satu dari sekian banyak perempuan yang pernah aku kenal adalah pasangan hidup, menemaniku membuat kisah hidup menjadi lebih menarik.
Akan terasa manis jika itu benar terjadi di masa depan aku menulis catatan sebelum kedatangannya. Seolah-olah aku pergi ke masa depan dengan catatanku itu. Aku pikir hanya sedang mengkhayal saja.
Sendiri yang tidak merepotkan menjadikanku hidup ini terasa asing bagi sebagian orang.
Ku pikir itu normal namun ternyata tidak demikian. Aku hanya bisa menulis yang dapat di tulis, karena aku percaya jalan ini yang dapat lewati. Sungguh, aku seperti merasa hidup menjadi kisah film horor. Entahlah, karena aku memikirkan begitu.
Singkat cerita beberapa jam waktu kemudian aku pulang sejenak menuju suatu tempat dan kembali lagi di tempat yang sama untuk melanjutkan menulis. Karena menulis itu lebih dari tanda.
Salam,