Update Terakhir: 5 September 2023 Oleh Abdul Jalil
Grobogan, 03 September 2023 – Hari ini ingin saya ingin bercerita mengenai sesuatu yang mungkin bagi kalian tidak masuk akal yaitu tentang jiwa yang terperangkap. Tidak lupa saya ingin menegaskan lagi tidak ada maksud untuk menakuti kalian melalui catatan ini.
Selama bertahun-tahun tidak pernah mengetahuinya dan baru menyadari setelah ada “orang pintar” yang bilang,
“sukmane njenengan toh mas sejatine terkurung ning njero sangkar, njenengan yen metu soko omah sejatine mung ragane“.
Kurang lebih seperti itu, karena saya tidak bisa menirukan 100% persis.
Mendengar ucapan tersebut saya tentu sangat kaget. Namun yang beliau katakan ada benarnya. Selama ini ketika di rumah memang selalu memikirkan sesuatu yang misterius, hanya saja saya belum mengetahuinya itu apa.
Menjelaskan secara ilmiah pun, jujur tidak sanggup tapi saya seperti bisa merasakan ada sesuatu yang tidak beres. Jika saya bercerita kepada orang lain pastinya hanya akan menjadi bahan guyonan.
Oleh karena itu saya tulis di sini saja. Terlepas kalian percaya atau tidak, saya kembalikan kepada kalian sendiri.
Meskipun begitu, saya juga tetap menjaga privasi apa pun yang sedang terjadi di keluarga saya. Jika ingin tanya lebih lanjut, silakan atur jadwal saja.
Mulai dari sini, saya akan menceritakan awal mulanya mengapa sukma (jiwa) saya, dan keluarga bisa terperangkap di dalam rumah.
Kronologi
Ketika beliau menyampaikan pesan, saya bertanya mengapa hal itu bisa terjadi dan baru sekarang ketahuan.
Semua berawal dari kakek dari ibu saya yang dulu membuat sebuah perjanjian terlarang atau apalah itu namanya. Tujuan dari perjanjian tersebut secara spesifik kalau saya ketahui ya untuk kegiatan pesugihan.
Dulu juga sempat dengar cerita dari ibu kalau kakek itu suka melakukan hal-hal jelek, salah satunya kegiatan tersebut, bahkan dari nenek pun juga pernah bilang.
Tentu saja kegiatan tersebut membutuhkan “tumbal”, dan yang paling mengejutkan adalah seluruh keturunan kakek dijadikannya tumbal. Meskipun bukan tumbal nyawa tapi “mereka” mengambil beberapa hal normal dari anak cucunya.
Sebagai informasi kalau kakek dan nenek memiliki 4 anak (3 wanita, dan 1 pria), termasuk ibu saya. Sekarang tinggal 3 saja, karena bude (kakaknya ibu) sudah meninggal lebih dulu.
Dari ketiga anak yang tersisa, semuanya mendapatkan cobaan yang menurut saya sedikit aneh. Sebagai seorang anak, saya hanya bisa bilang percaya dan tidak percaya tapi “cobaan itu” ada.
Mulai dari kondisi kesehatan tidak kunjung sembuh sampai masalah ekonomi, yang kalau dilihat dari kacamata orang awam hal tersebut seperti masalah biasa. Namun dari sisi lain, hal tersebut sangat tidak wajar.
Diumur saya yang sekarang ini mengetahui fakta seperti itu, jujur rasanya menyakitkan sekali dan sedih. Secara logika sederhananya, seharusnya saya ini bisa membalikkan keadaan menjadi lebih baik.
Namun, karena menurut “orang pintar” yang bisa melihat jiwa yang terperangkap dalam diri saya. Saya seperti melakukan hal sia-sia dan terkesan seperti orang pemalas, dengan kata lain di dalam tubuh saya ini terdapat “dua karakter yang saling bertolak belakang”.
Apakah yang saya lakukan selama ini telah terjadi “bias”? Untuk saat ini pun saya belum bisa menjawabnya, karena keterbatasan pengetahuan.
Beberapa tahun ini memang saya merasakan sendiri ada sesuatu yang hilang tapi belum bisa menjelaskannya. Meskipun sudah bertemu dengan banyak orang yang mungkin berusaha membantu tapi saya sendiri belum menemukan jawabannya.
Melihat kenyataan sekarang dan kejadian di masa lalu, satu per satu masalah semuanya menjadi terhubung. Satu-satunya hal yang bisa kami lakukan adalah melakukan pembersihan dan pembatalan perjanjian terlarang.
Jika hal tersebut sudah dilakukan, maka hal-hal buruk akan kembali kepada orang (jiwa) yang dulu membuat perjanjian terlarang itu. Tentu saja orang yang paling bertanggung jawab adalah kakek saya sendiri.
Sudah Waktunya Membebaskan Jiwa yang Terperangkap dari dalam Sangkar
Sampai di bagian ini pun antara percaya dan tidak percaya, namun keadaannya memang seperti ini (terjadi anomali) di kehidupan orang normal pada umumnya.
Karena saya sendiri tidak paham apa yang beliau “orang pintar” lakukan. Saya menulis catatan ini berdasarkan pengamatan secara langsung.
Di awal saya memang tidak menyebutkan ada sosok pengganggu di dalam rumah. Kata beliau, pengganggu tersebut merupakan bagian dari perjanjian terlarang atau sosok yang dikirim oleh seseorang.
Pertama-tama beliau mengusir sosok pengganggu yang ada di rumah bagian belakang, dan “membuka pintu” bagian depan rumah agar terlihat lebih terang dari biasanya.
Menurut penuturan beliau rumah saya seperti “tidak terlihat atau gelap” jika dilihat dari sisi luar, oleh karena itu penghuninya merasa tidak nyaman kalau berada di luar rumah.
Kalau orang awam menyebutnya mungkin ada yang bilang kami malas bersosialisasi, padahal kenyataannya tidak seperti itu.
Kalau saya pribadi tipe orang yang sangat menghindari nge-ghibah dengan tetangga. Tapi kalau untuk bersosialisasi ya biasa seperti pada umumnya.
Ketika langkah pertama sudah selesai dilakukan malam ini, kami hanya menunggu waktu saja untuk lanjut ke tahap berikutnya. Insya Allah, rumah saya yang sekarang tidak sosok yang mengganggu lagi.
Jadi, apakah catatan ini akan saya lanjut? Tentu akan saya lanjut jika ada kesempatan untuk melakukannya. Sementara harus saya akhiri dulu.
Sekian dari saya, dan terima kasih untuk hari ini.
Daily Life 2023 #246
Salam,