Puasa Hari Ketiga Puluh

Update Terakhir: 21 April 2023 Oleh Abdul Jalil

Grobogan, 21 April 2023 – Tepat jam 3 pagi saya terbangun dari tidur yang cukup nyenyak. Sahur terakhir ini bulan puasa Ramadan menu spesialnya adalah rendang versi lite. Hari terakhir menu sahur memang harus spesial, biar kuat menghadapi godaan mokel.

Hari ini tidak sedikit orang yang ingin lebaran lebih awal, padahal bukan termasuk umat MU (Muhammadiyah). Kalau saya sendiri Insya Allah menuntaskan sampai akhir. Setelah sahur dan mandi, pukul setengah empat sore saya berangkat ke Semarang untuk membeli daging sapi.

Suasana masih gelap dan jalanan relatif sepi, hanya beberapa mobil luar daerah Jateng yang melintas jalan alternatif Semarang-Purwodadi. Perjalanan dari rumah sampai ke Rumah Potong Hewan (RPH) Penggaron, Semarang sekitar 37 menit saja (kondisi santai tidak ngebut).

RPH Penggaron menyediakan pemotongan hewan seperti sapi, kambing dan juga hewan lainnya seperti babi. Tempat tersebut sangat cocok untuk orang-orang yang mencari daging yang masih segar dan berkualitas. Jangan khawatir pula untuk masalah penyembelihannya Insya Allah halal dan profesional, kecuali babi ya! Sudah pasti daging tersebut haram untuk umat muslim.

Melihat tempat parkir saja, sudah terindikasi ramai pengunjung yang ingin membeli daging untuk hari esok, Memang ya, kalau mendekati momen lebaran daging sapi menjadi salah satu bahan masakan yang paling dicari emak-emak.

Ketika masuk ke dalam gedung, saya melihat suasananya sudah sangat ramai sekali, hawanya cukup gerah, dan tercium aroma daging dimana-mana. Tiga detik pertama, saya merasa bau daging yang cukup menyengat (bukan aroma daging busuk). Lama-kelamaan terbiasa juga dengan aroma daging.

Suasana di Dalam RPH Penggaron, Semarang

Harga daging sapi untuk per hari ini sebesar Rp. 140rb/Kg, akhirnya beli hanya beberapa kilo daging. Tidak bisa beli banyak-banyak, kalau pun masih ada uang untuk beli bumbu dapur dan pelengkapnya.

Setelah mendapatkan daging sapi sesuai keinginan, akhirnya saya langsung pulang ke rumah dengan penuh kegembiraan.

Mengolahnya

Alangkah baiknya daging yang masih segar segera diolah. Emak bertanya kepada saya ingin dimasakin apa, saya pun menjawab yang mudah-mudah saja seperti semur daging. Terlebih lagi saya menyukai masakan manis.

Sebelum emak mengolah semua daging, saya mengambil beberapa daging yang berlemak untuk menu makan malam spesial. Sementara ini menu yang akan saya malam ini masih menjadi rahasia untuk publik. Hihihi

Kalau istri saya nanti tahu, mungkin saja akan terheran-heran dengan kelakuan suaminya ini. Meskipun begitu, saya tetap mengutamakan untuk makan masakan dari emak atau istri saya nanti.

Tinggal Masak Saja

Daging sudah bersih saatnya mengolahnya menjadi semur daging. Tenang, yang masak bukan saya kok, jadi jaminan rasa enak sudah pasti enak karena buatan emak. Hihihi

Selain masak daging, ketupat pun tidak boleh terlewat. Untuk membuat ketupat dan mengolahnya membutuhkan waktu yang cukup lama. Jika terlalu cepat saat meniriskannya, biasanya ketupat mudah hancur alias hanya menjadi nasi biasa.

Kondisi api juga harus besar dan cukup stabil. Oleh karena itu, masak menggunakan tungku bata merah menjadi solusi murah daripada menggunakan kompor gas. Lagian, kayu bakar di rumah masih cukup banyak.

Sore hari yang gabut, saya sedikit menghabiskan waktu di depan tungku api di rumah bagian belakang. Sekalian memastikan kondisi api tetap besar dan panas. Lama-lama di depan tungku, panas banget. Apalagi rasanya gerah banget. Padahal sudah saya mandi berkali-kali lho!

Cuaca seharian ini terbilang panas banget tapi keadaan berubah setelah waktu Asar. Hujan turun untuk mendinginkan tanah yang kepanasan, saya pun juga demikian. Alhamdulillah, malam takbiran cuacanya jadi adem.

Suara Azan Magrib

Saat suara azan magrib berkumandang, secara otomatis menandai berakhirnya bulan puasa Ramadan 1444 H. Saya pun langsung berdoa dan berbuka puasa. Semoga tahun depan saya bisa bertemu lagi dengan bulan yang penuh berkah.

Meskipun saya belum pandai mengungkapkan perasaan karena bulan Ramadan telah pergi. Saya harus tetap semangat menjalani hidup dan mengamalkan selalu kebaikan-kebaikan. Karena saya sangat kepada Sang Maha Pencipta semoga tahun ini bisa mendapatkan kebahagiaan dan bisa membaginya kepada orang-orang pilihan.

Malam ini di desa sebenarnya ada takbir keliling, namun saya sendiri tidak berminat untuk ikut. Lagian di rumah hanya sendiri, kalau saya pergi kan rumah jadi kosong. Karena malam ini emak pak’e lagi pergi ke rumah saudara.

Oh iya, bagi yang belum mengetahui informasi terbaru dari saya. Sejak hari ini, saya menonaktifkan WhatsApp untuk sementara waktu sampai waktu tertentu. Sudah saya tulis di beberapa media sosial. Jika ada orang yang ingin mencoba menghubungi, saya hanya menerima telp/SMS.

Bagi mereka WhatsApp merupakan pilihan utama, bahkan satu-satunya cara untuk berbagi ucapan selamat hari raya dan permohonan maaf yang terkesan template banget selama 3 tahun ini. Maka dari itu menonaktifkan WhatsApp merupakan pilihan saya sendiri dan bukan orang penting juga, jadi ya santai saja lah.

Menikmati Malam

Saya menikmati malam takbiran hanya dengan duduk di depan laptop sambil menulis atau menonton video di Youtube. Terkadang melihat beberapa tweet random dengan segala keanehannya.

Biar tidak terkesan gabut banget malam ini. Saya akhirnya memutuskan untuk mencuci motor. Walaupun kotornya hanya di beberapa bagian saja. Bahkan bagi orang lain yang melihatnya belum kotor banget dan belum perlu mencucinya.

Sudah menjadi kebiasaan setiap habis pakai motor, saya memang suka mencuci motor di hari berikutnya, atau menunggu mesin dingin terlebih dulu. Kalau motor bersih, sewaktu-waktu semisal dibutuhkan ya tinggal gaspol saja. Menjaga motor tetap bersih tidak ada ruginya kok, justru hal itu bisa menjadi tanda kalau kita itu bisa merawat motor dengan baik.

Karena tidak ada aktivitas yang bisa saya lakukan. Malam ini saya benar-benar ingin bersantai menikmati malam takbiran walaupun sendirian di rumah. Emak-pak’e mungkin pulangnya agak larut malam.

Oh iya baru ingat, malam ini saya harus masak menu spesial untuk makan malam. Waktu buka puasa sih saya sudah makan masakan emak. Khusus malam ini saya ingin makan lagi masakan sendiri. HIhihi

Sebelum saya akhiri catatan pada hari ini. Saya Abdul Jalil sebagai penulis di blog ini mengucapkan Selamat Hari Raya Idul Fitri 1444 H, mohon maaf lahir dan batin ya.

Buat teman-teman yang ingin donasi atau bagi-bagi THR boleh banget kok. Saya dengan senang hati akan menerimanya. Tautan yang bisa kalian klik >> THR

Sekian dari saya dan terima kasih!

Daily Life 2023 #111

Salam,

TTD Abdul Jalil

About Abdul Jalil

Writing every day for happiness

View all posts by Abdul Jalil →

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *