Hal yang Menarik dan Membuat Betah di Racana Diponegoro

Update Terakhir: 19 Juni 2023 Oleh Abdul Jalil

Jika ada yang bertanya tentang hal menarik di Racana Diponegoro (Radip). Menurut saya hal itu merupakan sesuatu yang sangat subyektif banget. Oleh karena itu, saya akan memberikan beberapa alasan (versi saya). Termasuk kenapa saya sering bolak-balik Grobogan-Semarang.

Menurut orang-orang yang mengenal saya dengan baik, saya cukup terkenal memiliki pandangan yang berbeda. Pola pikir saya cukup sederhana dan bisa menjadi alasan kuat mengapa saya benar-benar betah di Radip.

Sebelum saya melanjutkan catatan ini, ingin bilang kepada anggota aktif (saat ini). Bahwa saya ini adalah satu dari dua orang yang berhasil menyelesaikan proses pendidikan sampai ke jenjang Pandega Bhakti dari kalangan non-dewan.

Salah satu prestasi yang bisa saya banggakan ketika menjadi anggota aktif. Prosesnya tentu saja tidak mudah, mengeluh itu pasti. tapi saya memiliki teman-teman angkatan yang sangat solid. Mereka adalah teman-teman yang luar biasa.

Jauh sebelum dilantik menjadi Pandega Bhakti. Orang pertama yang selalu mendukung penuh proses penjenjangan saya ketika masih jadi Pandega Muda adalah Fandu Edu W (P. Barracuda). Saya masih ingat sekali dulu ketika dia protes dengan kebijakan Pemangku Adat (PA) pada saat itu.

Dia merasa kebijakan pada saat itu hanya menguntungkan orang-orang Dewan Racana saja, dalam konteks bisa mengikuti proses pendidikan ke jenjang selanjutnya (Pandega Madya). Saya cukup sadar diri sejak dulu, jika peran saya hanya menjadi anggota biasa. Meskipun begitu, saya tetap bahagia.

Sebelum merembet ke hal-hal lainnya, langsung saja saya kasih alasan mengapa Radip itu menarik untuk saya, dan bisa bikin betah sampai sekarang ini.

Alasan Radip Itu Menarik dan Bisa Bikin Betah

Jika ada salah satu alasan yang mirip atau bahkan sama dengan apa kalian pikirkan. Selamat, kita satu pemikiran. Hihihi

Saya menulis alasan ini tentu saja yang paling sering muncul di pikiran. Biasanya apa yang saya pikirkan itu memiliki tingkat kecenderungan bernilai benar. Ya ini kan versi saya.

Ya sudah, di bawah ini kalian hanya perlu membacanya secara lengkap dan tidak boleh setengah-setengah.

Teman Satu Angkatan Sangat Solid

Walaupun berasal dari fakultas yang berbeda, tahun masuk jadi anggota Radip juga berbeda. Kami masih bisa berteman baik. Bahkan dulu itu, kami sering main bareng dalam beberapa kesempatan seperti ke pantai, tempat wisata, dan rumah kakak-kakak Purnacisya. Pokoknya sering main bareng. Hihihi

Meskipun begitu, kami tidak melupakan kewajiban sebagai seorang mahasiswa. Di bawah ini saya kasih dokumentasi video jaman dulu yang masih tersimpan aman di penyimpan awan (Cloud Storage). Saya memang suka menyimpan berbagai dokumentasi yang berkaitan dengan teman-teman.

Kenang-Kenangan Sebelum LPK

Ada satu hal lagi yang tidak bisa saya lupakan, yaitu ketika keluarga saya ada masalah. Teman-teman sangat proaktif membantu saya pada waktu itu. Rasa-rasanya ucapan terima kasih saja tidaklah cukup.

Dulu Itu Anggota Radip Tidak Baperan

Salah satu hal yang bikin betah di Radip itu teman-teman saya tidak “baperan“. Selama kita bisa saling mengerti satu sama lain, Kalimat yang bisa bikin sakit hati itu hampir tidak ada, Biasanya sesama anggota, saling mengingatkan kalau ada sesuatu yang sekiranya tidak baik diucapkan, atau dilakukan.

Beberapa teman yang saya kenal, ada tipe yang suka ceplas-ceplos, ada yang suka diam saja, bahkan ada yang kelakuannya kayak setan dalam konteks bercandaan. Hihihi

Tapi saya merasa senang dengan mereka semua, terkesan lebih enjoy, ramai saat berkegiatan, dan tidak ada beban hati. Semua berjalan dengan baik berbagai kondisi.

Kalau membicarakan tentang Radip yang sekarang, saya tidak begitu memperhatikannya dengan detail. Tapi ada hal yang bisa menjadi salah satu tolak ukur kalau Radip itu masih dianggap menarik yaitu kadar egoisme.

Satu hal itu tidak bisa diukur oleh angka dan diri sendiri, melainkan orang lain yang bisa merasakannya. Mencari dukungan ke orang lain untuk membenarkan argumen atau perilaku diri sendiri yang sebenarnya tidak baik merupakan salah satu bentuk keegoisan.

Menjadi Salah Satu Tempat Cinlok

Cinlok sendiri merupakan kependekan dari Cinta Lokasi. Bukan sesuatu yang aneh dan setiap tempat memiliki cerita cinta masing-masing. Jika dalam satu organisasi atau perkumpulan tidak ada satu pun yang cinlok, rasa-rasanya ada yang aneh. Hihihi

Fakta dari dulu sampai sekarang pastinya setiap angkatan memiliki cerita masing-masing. Ada yang berhasil sampai ke jenjang pernikahan, ada yang cinlok 2 generasi, ada yang baru kenal, langsung lost contact, dan ada pula yang belum mencoba pun sudah gagal duluan.

Kalau saya sendiri termasuk golongan yang “belum berhasil” di tempat saya mengembangkan diri yaitu di Radip. Beberapa kali mencoba, hasilnya masih tidak seperti yang saya inginkan. Ya ingin bagaimana lagi saya belum termasuk spesifikasi pria idaman. Hihihi

Mungkin ada yang diam-diam suka sama saya, tapi tidak ingin menampakkan batang hidungnya. Alasan gender, gengsinya yang gede, punya trust issue sama anak Radip, takut diselingkuhin, takut tidak setia, dan berpikir selera saya itu terlalu tinggi (harus Goodlooking).

Ya itulah sedikit dari sekian banyak alasan-alasan yang sering saya dengar baik secara langsung, maupun tidak langsung. Saya tidak ingin menyalahkan atas setiap pemikiran-pemikiran liar yang sering terjadi kepada orang-orang yang ingin menjalin hubungan.

Bertanya kepada teman-teman yang memiliki permasalahan yang sama, terkadang bukan solusi bagus. Padahal saya sudah menyediakan sumber informasi yang sangat melimpah. Oleh karena itu, istri saya nanti kemungkinan besar tipe orang yang suka membaca. Hihihi

Hubungan Purnacisya dan Anggota Aktif Masih Terjalin Sangat Baik

Saya mengambil sudut pandang yang relatif luas perihal hubungan antara Purnacisya (alumni) dan anggota aktif. Jadi, mungkin juga ada perbedaan pandangan tentang hal tersebut. Ini blog saya, jadi ambil sudut pandangannya ya dari saya sendiri. HIhihi

Pengalaman saya dulu kalau sedang bersama kakak-kakak Purnacisya itu pasti diceritakan hal-hal menarik. Setiap masa pasti memiliki cerita unik, dan setiap cerita pasti memiliki tokoh utama. Nah, dari situ saya mulai belajar untuk meniru hal yang baik dari kakak-kakak.

Dari saling bertukar cerita (saya lebih banyak mendapat cerita sih). Saya seperti memiliki kakak yang sebenarnya sangat peduli banget sama adik-adiknya. Kalau urusan membantu anggota aktif, biasanya full power.

Karena saya sendiri termasuk salah satu saksi hidup dari kebaikan kakak-kakak yang pernah menyelamatkan keluarga saya. Sampai kapan pun saya tidak akan pernah bisa lupa. Bahkan, saya sendiri ingin seperti beliau-beliau ini ketika mendapatkan sebuah kepercayaan.

Oleh karena itu, jika saya memiliki waktu luang sesekali melihat adik-adik berkegiatan dan menjadi tempat bertanya jika ada yang butuh bantuan. Saya sangat senang melakukan itu semua, walau pun, sering bolak-balik Grobogan-Semarang.

Punya Adik Banyak Itu Seru

Di rumah saya tidak punya atau kakak yang bisa diajak bercanda, untuk bisa melakukannya Radip telah menyediakan orang-orang dengan berbagai karakter yang tentu saja unik-unik. Jujur saja, saya merasa terhibur dengan kehadiran mereka.

Terkadang ada yang ingin curhat sampai subuh di PPU, bahkan dulu itu saya sempat jadi call center dadakan. Sebagai orang yang memiliki pengetahuan lebih banyak dan lebih dulu jadi anggota. Saya sangat berhati-hati jika menyampaikan sesuatu.

Kebanyakan dari mereka itu sering miskom atau bahasa saya yang terlalu rumit untuk menyederhanakan sesuatu yang sebenarnya sudah rumit. Saya sangat menghindari muncul perasaan nyaman yang tidak diinginkan. Menjadi opsi itu tidak selalu berakhir baik.

Punya banyak adik itu seru, kalau ingin main bisa ramai-ramai dan tidak ada yang merasa kesepian dalam arti sebenarnya. Berbeda cerita kalau sudah ada yang punya pacar, sebisa mungkin saya tidak ingin melibatkannya dalam urusan apa pun.

Merasa Memiliki dan Ikut Serta Menjaga Nama Baik Radip

Sebagai orang yang pernah menjadi anggota aktif dan sekarang jadi Purnacisya. Merasa memiliki itu penting, karena dengan saya memiliki Radip bersama teman-teman yang lain. Saya memiliki kewajiban dan tanggung jawab moral untuk menjaga nama baik.

Meskipun begitu ada orang-orang tidak peduli, dan bahkan menjelek-jelekkan. Saya yang mengetahui hal itu cukup mendengarkannya saja. Karena setiap perubahan zaman pasti ada saja perbedaan pola pikir, dan tingkat kepedulian.

Selama saya masih hidup dan memiliki kesempatan untuk melihat perkembangan Radip. Meluangkan waktu sepuluh menit pun tidak masalah bagi saya.

Itu saja catatan dari saya tentang hal menarik dan bikin betah di Racana. Tentu saja apa yang saya catat ini berdasarkan pandangan pribadi. Jika ada pihak yang baperan, mungkin termasuk golongan kaum sumbu pendek. Hihihi

Sekian dari saya, dan terima kasih

Salam,

TTD Abdul Jalil

About Abdul Jalil

Writing every day for happiness

View all posts by Abdul Jalil →

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *