Update Terakhir: 16 April 2023 Oleh Abdul Jalil
Estimasi waktu baca: 6 menit
Grobogan, 15 April 2023 – Yo! Memasuki hari ke-24 bulan puasa Ramadan 1444 H. Apakah kalian masih bersemangat menjalankan ibadah puasa? Harusnya sih masih bersemangat, kalau pun tidak mungkin sedang memikirkan bagaimana menjawab pertanyaan yang sama setiap lebaran tiba. Hihihi
Hari ini, badan saya masih merasakan pegal. Nasib ketika masih jomblo ya begini, badan pegal belum ada yang mijitin. Oleh karena itu, bangun sahur rasanya malas banget. Saya bangun karena tidak ingin kehilangan berkah saat sahur.
Walaupun hari ini saya sahurnya dengan semangkuk penuh kolak pisang campur cincau hitam, rasanya sudah lebih dari cukup. Kalau saya paksakan makan nasi, malah nanti bikin ngantuk. Rencananya setelah salat subuh ingin melanjutkan pekerjaan yang belum selesai.
Termasuk catatan hari kemarin yang belum 100 % selesai. Saya sangat eman-eman dengan kondisi kesehatan, pokoknya saya harus dalam kondisi minimal fit dan bisa melakukan pekerjaan ringan. Kalau memaksakan harus selesai dalam 1 hari, bisa-bisa saya kelelahan di hari berikutnya (hari ini).
Beberapa jam setelah melakukan beberapa pekerjaan di pagi hari, saya istirahat sebentar untuk memulihkan tenaga dan pikiran yang sangat semrawut sekali. Karena sore harinya saya ada acara buka puasa bersama (bukber) lagi bersama anggota Racana Diponegoro (Radip) dan beberapa alumni. Jadi, saya perlu istirahat!
Berangkat dari rumah pukul 2 siang dan sampai di Masjid Kampus Undip sekitar pukul 3 sore. Pas banget suara azan berkumandang, jadi sekalian salat Asar berjamaah. Jadwal bukber tertulis pukul 16.00 WIB, tapi saya yakin 100 % tidak akan ada yang dapat tepat waktu.
Benar saja dong, telah membuktikan omongan saya sendiri dan sebenarnya sudah dari dulu kebiasaan telat pasti akan terjadi saat ada acara apa pun. Saya cukup diam saja dan tidak ingin menanyakan langsung ke pihak-pihak terkait. Pasti mereka memiliki alasan sendiri mengapa datang terlambat. Saya bisa mengerti kok.
Menikmati Momen
Meskipun sendirian, saya tetap menikmati hujan sambil memainkan permainan jadul yang ada di Smartphone. Sore hari pukul 4 sore lebih sedikit, hujan mengguyur Tembalang. Hal itu salah satu faktor yang menghambat perjalanan teman-teman untuk datang tepat waktu ke lokasi.
Lebih dari 30 menit menunggu teman-teman dan belum ada tanda kedatangan, beberapa sudah saya hubungi ternyata masih ada kesibukan lain dan sisanya entah. Gini banget ya jadi jomblo, melihat dari lingkungan sekitar yang ngobrolnya asyik jadi ingin punya kekasih. Hihihi
Untuk sekarang ini sementara sendiri dulu, sabar, dan sabar. Kuncinya itu dan tidak boleh iri hati. Eh stop-stop kalau saya lanjutin, nanti malah ceritanya kemana-mana.
Setelah menunggu sekian lama, akhirnya ada juga yang datang mas KDR dan pacarnya. Alhamdulillah sekali ada teman ngobrolnya walaupun jadi “obat nyamuk pada akhirnya”. Kalau saya ingat-ingat kembali, peran saya memang tidak jauh dari istilah “obat nyamuk” sejak jaman pertama kali jadi anggota Pramuka Undip.
Oh iya untuk lokasi bukbernya berada di tempat makan “50 50 atau fifty-fifty“. Salah satu tempat favorit mahasiswa untuk makan bersama (rame-rame). Karena memang tempatnya luas dan menunya juga termasuk cukup lengkap. Paling lagi, harganya masih terjangkau untuk mahasiswa. Hihihi
Satu per satu teman-teman datang. Walaupun tempatnya terbatas, suasana lumayan ramai sekali. Saya cukup senang bisa ikut bukber bersama teman-teman Radip. Kalau sudah ramai kan jadi nyaman untuk ngobrol. Hihihi
Jarang banget saya buka puasa minumnya es jeruk, kalau di rumah mentok air mineral tanpa es. Jika ada pilihan saat buka bersama, saya lebih memilih air mineral biasa dengan tambahan es. Bagi saya itu sudah sangat menyegarkan sekali.
Saat suara azan sudah berkumandang, saya langsung membatalkan puasa dan segera menuju ke Musala. Sudah menjadi kebiasaan saat mengikuti acara buka bersama, mengutamakan salat dulu biar saat makan besar tidak terburu-buru oleh waktu.
Saya tidak menceritakan menu buka puasanya pakai apa saja, yang pasti sangat nikmat sekali dan sangat bersyukur. Jiwa mahasiswa saya masih terasa sampai saat ini, ya mungkin ini efek jomblo juga. HIhihi
Foto di atas sebagai tanda kami semua akan berpisah dan pulang ke rumah masing-masing.
Pulang
Biasanya sehabis bukber, saya langsung pulang ke rumah, melainkan menginap di salah satu teman. Karena hari ini saya izinnya pulang malam setelah Isya. Jadinya saya langsung pulang ke rumah.
Saat perjalanan pulang, saya benar-benar bisa menikmati suasana malam yang sangat syahdu sekali. Memacu kendaraan < 50 Km/jam, sesekali melihat kanan kiri ada orang berlalu lalang entah sedang mencari apa. Ada juga yang sedang khusyuk melaksanakan salat Tarawih berjamaah.
Meskipun terkesan menyedihkan, sepanjang perjalanan saya asyik ngobrol dengan diri sendiri. Kalau saya tulis di catatan hari ini. Mungkin saja 2000 kata tidak akan cukup untuk mewakili obrolan saya saat berkendara.
Jarak rumah sebenarnya tinggal beberapa kilometer lagi, namun saya ingin berhenti sejenak dan duduk sambil menikmati minuman ringan. Saya merasakan cuacanya sejuk sekali, karena mungkin habis hujan ya?
Duduk seperti orang bengong yang sebenarnya sedang menghitung hari dan berbagai persiapan penting sebelum melaksanakan misi rahasia. Seharunya saya tidak menampakkan diri di depan publik ketika sedang memikirkan masalah serius.
Tapi ya sudahlah, saya masih bisa mengatur diri agar tidak terbawa suasana. Bisa repot kalau sampai ketahuan orang banyak. Setelah beberapa menit berlalu dan minuman ringan saya sudah habis. Akhirnya saya melanjutkan pulang ke rumah dan sampai di tujuan dengan selamat.
Sampai di sini saja catatan hari ini dari saya, mohon maaf kalau ada salah kata atau perbuatan pada hari ini. Saya mohon maaf, sekian dan terima kasih!
Daily Life 2023 #105
Salam,