Silahturahmi ke Pekalongan dan Bercerita Tentang Kebahagiaan

Update Terakhir: 25 Oktober 2023 Oleh Abdul Jalil

Estimasi waktu baca: 6 menit

Kendal, 28 Januari 2023. Tepat jam 6 pagi ini saya memiliki agenda ke Pekalongan untuk menjenguk seseorang teman (Intan) yang mengalami kecelakaan beberapa waktu lalu. Sebelum itu, saya ke Semarang dulu untuk menjemput Sandi di kos yang merupakan teman satu angkatannya.

Hari ini tumben jalanan terasa sepi, waktu yang saya gunakan tidak lebih dari satu jam perjalanan. Ya selambat-lambatnya jam 7 pagi ini harus sampai di Semarang. Kalau lebih dari itu, tentu saja berangkat ke Pekalongan bisa mundur dari jadwal seharusnya.

Sesampainya di kos, saya beristirahat sebentar dan sarapan. Kami berangkat sekitar jam 07.11 WIB dari kos langsung menuju ke lokasi. Saat perjalanan sudah menyadari akan terjadi hujan, harus bersiap dengan segala kondisi yang ada.

Berhenti Sejenak

Benar saja dong, sekitar di wilayah Banyuputih (Kab. Batang) hujan mulai turun dan harus segera menggunakan jas hujan. Di sepanjang perjalanan ke rumah hujan turun dengan berbagai intensitas sedang hingga deras, kadang cuma gerimis doang.

Saya tetap berhati-hati dan waspada ketika mengendarai motor saat hujan, karena posisi lubang jalanan lebih sulit untuk dideteksi. Apalagi tangan kiri sekarang memiliki fungsi lain sebagai ‘wiper‘. Jika saya tidak melakukannya akan sangat berbahaya.

Menikmati setiap perjalanan dalam keadaan hujan, saya sempat terpikirkan Haruna sekarang apa dan di mana. Saya benar-benar merindukannya saat ini. Entah sangat sulit untuk tidak memikirkannya saat perjalanan dalam keadaan hujan. Sekitar jam 10.30 WIB akhirnya kami sampai juga di rumah Intan dengan selamat.

Datang bermodalkan niat dan Google Maps bisa sampai juga di rumahnya juga kok. Hal itu bisa menjelaskan bahwa, jarak menuju lokasi tidak mempengaruhi niat serius keinginan untuk bertemu teman yang sedang terkena musibah. Saya hanya ingin bilang seperti itu untuk orang-orang yang ragu.

Dia (Intan) menyambut kami yang baru saja datang, tanpa bertanya terlebih dulu (mbantin). Alhamdulillah Dia sudah bisa berjalan dengan lancar. Saya cukup senang melihat hal itu. Selain itu, keluarganya pun menyambut kami dengan baik.

Meninggalkan Jejak Dulu

Kami berbincang banyak hal mulai dari menanyakan mengenai kondisinya bagaimana sampai bertanya tentang hubungan asmara. Maksud kedatangan kami sebenarnya ya hanya menjenguk Dia saja. Sudah selayaknya kami sebagai salah satu Keluarga Besar Racana Diponegoro (KBRD) melakukan hal itu.

Beberapa jam waktu kami habiskan ngobrol bertiga yang hujan tidak kunjung reda. Akhirnya setelah ashar kami memutuskan untuk berpamitan pulang. Karena kalau menunggu hujan reda, mungkin bisa esok hari. Hihihi

Sepanjang jalan Pantura hujan masih mengguyur, saya pun sebenarnya merasa kedinginan. Tapi saya harus melewatinya agar bisa sampai di Semarang dengan selamat. Ketika kami baru sampai di Gringsing (jalur lama), terpikir untuk mampir dulu ke salah satu rumah teman yang kebetulan lokasinya tidak jauh yaitu Weleri.

Kami memutuskan untuk mampir ke rumah Kamal, karena orangnya berada di rumah. Sangat bersyukur sekali karena ada tempat untuk berkumpul dan memberikan banyak hal yang mungkin akan terdengar seru.

Sesampainya di rumah Kamal, ternyata sudah banyak orang yang sedang asyik main bareng. Malam minggu memang pas untuk nongkrong bareng. Malam ini bakal ramai sekali nih. Hihihi

Satu gelas teh panas cukup untuk menghangatkan tubuh yang sebenarnya sangat kedinginan. Rasanya malas mandi meskipun tersedia kamar mandi. Ya bisa dibilang saya malas untuk mandi. Sebenarnya saya bawa pakaian ganti untuk jaga-jaga kalau pakaian kotor. Tapi ya sudahlah!

Sepertinya malam ini kami akan menginap di rumahnya Kamal. Harusnya saya membawa komputer/Laptop untuk sekalian nge-draf catatan untuk hari ini. Karena sudah terlanjur, pada akhirnya saya meminjam laptop.

Duduk bersama teman-temannya Kamal, saya seperti kesepian karena tidak bisa ikut serta main bareng. Ya ingin bagaimana lagi, hape saya sudah tidak sanggup lagi menampung aplikasi. Sambil ngobrol bersama ‘mereka’, saya juga nge-draf tipis-tipis.

Nge-draf menggunakan laptop apa pun sebenarnya bisa saja. Namun, saat login ke perangkat baru saya cukup kerepotan karena akun-akun untuk keperluan update catatan terdapat password 2FA. Meskipun begitu, saya tidak pendek akal.

Saya menggunakan berbagai cara agar bisa menyelesaikan kewajiban untuk hari ini. Sangat sayang sekali jika harus gagal karena satu hal yang receh. Satu paragraf pun saya pasti upload catatan untuk publik.

Kata demi kata saya susun sedemikian rupa agar kalian bisa membacanya sendiri. Sambil membuat catatan, saya juga mendengarkan si Kamal bercerita tentang pengalamannya mendapatkan seorang wanita untuk menjadi kekasihnya.

Meninggalkan Jejak Lagi

Dahulu Kamal merupakan pria gagal dalam urusan asmara. Ya sebenarnya tidak jauh berbeda dengan saya ini. Mendengarkan dengan begitu seksama dengan tempo yang sesingkat-singkatnya. Menurut saya cukup menarik untuk seorang pemula seperti Kamal.

Saya tidak ingin membandingkan kisahnya dengan siapa pun, namun saya memiliki penilaian sendiri tentang hal itu. Saya berharap Dia tidak melakukan hal bodoh. Di usianya yang sekarang sudah waktunya menjalani hubungan dengan serius.

Lagi-lagi saya teringat dengan Haruna. Setelah mendengarkan Kamal bercerita, saya jadi kepikiran untuk melakukan sesuatu sebelum menyesalinya. Paling tidak saya harus bertemu dengannya meskipun waktunya sangat terbatas.

Waktu semakin larut cerita juga semakin seru. Singkat cerita, Dia bisa bertemu dengan wanita pujaannya selama ini dan menyampaikan perasaannya. Tidak mungkin bagi saya untuk menceritakan kisahnya di sini secara detail. Saya tidak memiliki hak untuk itu.

Setelah lama menulis catatan ini hari ini, saya cukup sampai di sini saja ya. Lanjut hari esok karena malam ini saya sudah sangat lelah. Jika saya teruskan, nanti malah bercerita tentang hal-hal lain. Hihihi

Sampai jumpa di hari berikutnya.

Daily Life 2023 #28

Salam,

TTD Abdul Jalil

About Abdul Jalil

Writing every day for happiness

View all posts by Abdul Jalil →

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *