3 Profil Risiko Investasi yang Wajib Kamu Ketahui. Cek Sekarang!

Profil risiko investasi untuk pemula

Update Terakhir: 26 September 2022 Oleh Abdul Jalil

Estimasi waktu baca: 6 menit

Sebelum mulai berinvestasi alangkah baiknya kamu wajib mengetahui apa itu profil risiko. Di dalam dunia investasi, seorang investor harus sudah memahami profil risiko investasi. Istilah tersebut merupakan tingkat kemampuan individu untuk dapat mentolerir (memaklumi) suatu risiko dalam berinvestasi.

Untuk profil risiko saya sendiri adalah tipe ke-3 yaitu Agresif, bahkan bisa lebih agresif. Karena saya pribadi sudah mengalami perubahan profil risiko dalam berinvestasi seiring dengan berjalannya waktu.

Tidak serta merta saya ini langsung tipe Agresif atau pun Konservatif. Tentu ada penilaian khusus dari beberapa lembaga yang menyediakan survei untuk menentukan profil risiko masing-masing orang.

Kamu perlu memahami profil risiko merupakan salah satu poin penting dalam berinvestasi dengan nyaman dan aman. Karena, bagi seorang invest0r pemula profil risiko akan sangat membantu dalam menentukan instrumen investasi yang cocok sesuai karakter.

Lalu bagaimana cara ceknya? Yuk simak baik-baik artikel berikut ini.

Pengertian

Profil risiko investasi merupakan indikator untuk mengetahui tingkat toleransi individu terhadap risiko. Salah satu risikonya adalah potensi mengalami kerugian akibat adanya volatilitas instrumen investasi.

Dengan mengetahui profil risiko. Kamu sebagai calon investor dapat menentukan instrumen investasi yang tepat agar isi portofolio semakin joss.

Jenis Profil Risiko Investasi

  • Konservatif

Konservatif adalah jenis profil risiko investasi yang mengutamakan keutuhan nilai pokok investasi dan keuntungan relatif lebih rendah (berkisar 2-5 % per tahun). Umumnya, rencana jangka waktu berinvestasi kurang dari satu tahun atau sampai 2 tahun.

Kamu tidak dapat mentoleransi risiko kerugian nilai pokok investasi, sehingga biasanya investor ini akan cenderung memilih produk investasi berupa kas, deposito (kurang dari 1 tahun) maupun Reksa Dana pasar uang yang dapat dicairkan kapan pun.

  • Moderat

Moderat adalah jenis profil risiko investasi yang mengutamakan stabilitas pertumbuhan nilai investasi secara berkala dan memiliki pertumbuhan modal dalam jangka menengah.

Investor akan menerima imbal hasil secara berkala dan cenderung stabil. Biasanya, rencana jangka waktu berinvestasi kurang lebih 2-5 tahun.

Seorang investor dapat mentoleransi risiko rendah dan cenderung tidak akan mencairkan dana saat terjadi penurunan nilai sesaat atau tujuan investasinya sudah terpenuhi. Umumnya, jenis investor ini mengalokasikan sebagian besar dananya ke Reksa Dana pendapatan tetap, sukuk, atau obligasi.

  • Agresif

Agresif adalah tipe investor memiliki tujuan mengembangkan nilai pokok investasi dengan tingkat keuntungan tinggi dalam jangka panjang. Umumnya, rencana jangka waktu berinvestasi lebih dari 5 tahun.

Seorang investor tipe agresif umumnya cenderung tidak akan mencairkan dana investasi meskipun sedang mengalami nilai investasi yang relatif dalam. Sebagian besar alokasi investasi ke instrumen saham.

Baca juga:

Bagaimana Cara Cek Profil Risiko Investasi?

Bagaimana cara cek profil risiko investasi

Dalam penentuan profil risiko investasi, tentunya terdapat beberapa faktor pendukung yang menjadi karakteristik pada tiap tingkatan. Berikut ini penjelasan lengkapnya.

  • Pengetahuan Dasar Investasi

Pengetahuan dasar menjadi sangat penting dalam menentukan profil risiko investasi. Karena, semakin banyak kamu mengenal berbagai jenis investasi, maka semakin besar peluang untuk menghadapi risiko yang mungkin akan terjadi di kemudian hari.

  • Pendapatan

Jika sekarang kamu memiliki penghasilan yang belum menentu seperti freelancer atau masih menempuh pendidikan (kuliah), maka kemampuan dalam mentolerir risiko berinvestasi akan lebih rendah dibandingkan dengan investor yang mempunyai pendapatan tetap.

  • Tanggungan

Umumnya bagi seorang investor pemula yang belum berkeluarga dapat menangani risiko investasi lebih besar dibanding orang yang telah berkeluarga. Karena adanya tanggungan seperti biaya persalinan, pendidikan anak, maupun kehidupan sehari-hari.

  • Umur

Umumnya, seorang investor pemula, khususnya berusia muda cenderung memiliki profil risiko investasi lebih besar. Sedangkan, pada investor yang telah memasuki masa pensiun akan lebih cocok untuk mengambil produk investasi dengan risiko kecil dan juga lebih stabil.

Kamu juga bisa mengetahuinya melalui kalkulator profil risiko dari beberapa seperti manajer investasi maupun perbankan. Silahkan memilih salah satu dari link di bawah ini atau bisa membandingkannya.

Untuk hasil mungkin bisa saja ada perbedaan tiap lembaga. Namun, semua parameter penilaian yang ada sudah cukup untuk menggambarkan tentang profil risiko investasi.

Baca juga:

Risiko Investasi

Saat menjalankan sebuah produk investasi, tentunya kamu akan menghadapi beberapa risiko yang mungkin terjadi di masa depan. Beberapa contoh profil risiko adalah sebagai berikut.

  • Likuiditas

Likuiditas merupakan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajibannya, yang juga digunakan untuk menunjukkan posisi keuangan atau kekayaan suatu perusahaan oleh manager Investasi. Umumnya penilaian kinerja perusahaan akan menggunakan analisis rasio keuangan, yang kemudian di dalamnya terdapat rasio likuiditas.

  • Nilai Tukar Mata Uang

Risiko ini akan terjadi ketika adanya fluktuasi nilai tukar rupiah dengan mata uang negara lain. Contohnya, ketika tingginya nilai mata uang US$ akan berdampak buruk terhadap rupiah. Hal ini bisa terjadi saat berinvestasi menggunakan US$, maka semakin banyak uang rupiah yang harus kamu gunakan.

  • Suku Bunga

Umumnya risiko ini muncul ketika terjadi fluktuasi suku bunga di pasar modal dan berdampak pada pendapatan investasi. Misalnya, nilai obligasi akan memburuk jika suku bunga mengalami kenaikan.

  • Pasar

Pasar merupakan salah satu risiko yang pasti akan terjadi dan dialami oleh semua investor. Perubahan sentimen nilai saham maupun obligasi mengakibatkan terjadinya fluktuasi Nilai Aktiva Bersih (NAB). Contohnya seperti kebijakan perpanjangan waktu PSBB membuat turunnya IHSG.

  • Negara

Negara menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi risiko dalam berinvestasi. Contohnya, kegiatan politik negara, beberapa perubahan ketentuan perundang-undangan akan mempengaruhi iklim investasi maupun ekonomi suatu negara.

Re-Investasi

Saat mulai berinvestasi pada instrumen atau produk investasi yang baru. Tidak menutup kemungkinan akan menimbulkan beberapa risiko. Salah satunya adalah arus kas investasi tersebut menghasilkan hasil yang lebih rendah dibanding sebelumnya.

Referensi:

Salam Dariku,

TTD Abdul Jalil

About Abdul Jalil

Writing every day for happiness

View all posts by Abdul Jalil →

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *