Update Terakhir: 4 Desember 2022 Oleh Abdul Jalil
Minggu, 06 November 2022 – Pagi buta sebelum mata bersinar menantikan instrumen kehidupan. Saya sebenarnya masih ingin tidur lebih lama, namun agenda hari ini adalah Sunmori Ke Gunung Telomoyo. Harusnya jam 3 sudah berangkat, namun karena ada gangguan teknis. Kami semua harus mengundur waktu keberangkatan.
Untuk pertama kalinya sunmori tidak bersama si Supra X, malam sebelum hari keberangkatan tiba-tiba rem depan terjadi masalah dengan sistem pengereman. Saya tidak ingin memaksakan untuk menggunakan dalam perjalanan. Akhirnya saya menggunakan motor lainnya agar perjalanan nantinya tidak ada kendala.
4 orang sudah lebih dulu menunggu di Indomaret dekat kampus Undip. Menginap di kos adik saya adalah pilihan buruk jika 3 orang tidak waras bersatu dalam satu tempat tidur.
Pokoknya kacaauuuuu. HIhihi
Sekitar jam 4 kami berangkat, subuhan dulu di Mushola Pom Bensin Banyumanik dan berangkat menuju ke Telomoyo via Banyubiru. Saya memang sering melalui jalur tersebut, namun untuk ke Telomoyo langsung belum pernah sama sekali.
Biasanya saya lewat kopeng, karena aksesnya lebih mudah dan tidak ekstrim seperti jalur yang kami lewati. Prakiraan saat kami tiba di Telomoyo, matahari sudah terbit. Sayang sekali tidak bisa menikmati golden moment.
Istirahat sejenak untuk melemaskan otot bagian tangan dan sudah bekerja dengan ekstra. Sesekali ambil foto untuk meninggalkan jejak. Tetap saja, saya hanya ingin mengabadikan jari kelingking saja. Ya karena tidak ada Haruna sih
Baca juga:
Melanjutkan Sunmori Hingga Ke Puncak Gunung
Setelah berhenti sejenak, kami melanjutkan sunmori hingga ke puncak gunung. Kalau dulu saya jalan kaki, sekarang ya pakai motor saja untuk sampai ke puncak gunung. Oh iya tiket masuk ke gunung Telomoyo saat kami di sana per orang harus membayar Rp 15.000.
Dengan duit segitu, kami bisa menikmati suasana udara di dataran tinggi dan asyiknya lagi jalanan menuju puncak tidak seperti dulu. Sekarang sudah bagus sekali beda dengan jaman saya masih SMA. Selain itu, terdapat beberapa rest area atau spot foto-foto yang kece abis.
Mungkin, satu hari nanti saya ingin sekali mengajak Haruna sunmori sampai ke Telomoyo. Jaraknya relatif dekat dan tentu saja akan menjadi momen yang joss untuk kami abadikan.
Saat kami sudah sampai di puncak, suasana begitu sangat ramai motor berjejer karena tidak hanya tower pemancar yang masih berdiri tegak. Melainkan, sudah banyak sekali pedagang dan mendirikan usaha di puncak gunung.
Soto adalah menu sarapan kami saat di puncak, harganya cukup terjangkau dan rasanya pun tidak buruk-buruk amat. Apalagi dengan tambahan tempe mendoan hangat, pokoknya nikmat banget lah.
Kenyang makan dan ngobrol santai, saya sendiri sebenarnya ingin tidur (karena ngantuk). Sebelum pulang sih paling seru foto-foto. Karena di puncak ada spot bagus tapi ada tiket masuknya sebesar 10 ribu.
Gak mahal!
Ada banyak foto, cuma saya kasih pamer 1 saja. Hihihi
Kalau saya ngasih pamer foto banyak-banyak yang ada menuh-menuhin server doang. Hihihi
Sayang sekali cuaca di pagi hari kurang bagus. Tapi cukup lah untuk foto bersama awan di belakang. Lagian ada yang bawa Iphone, hasil tidak mengecewakan untuk hasil fotonya. Bisa jadi stok foto dan upload ke media sosial.
Saatnya Pulang
Saya tidak banyak foto tapi cukup untuk menjadi bukti kenangan bersama mereka. Selama saya masih hidup, blog ini akan terus ada. Lain kesempatan mungkin saya akan jalan-jalan lagi ke tempat seru.
Sayonara Telomoyo,
Satu hari nanti saya akan kembali lagi bersama Haruna. Semoga!
Akhirnya kami pulang ke Semarang via kopeng dan kembali ke kos masing-masing. Cukup itu saja ya dari saya cerita biasa saja Sunmori Ke Gunung Telomoyo. Terima kasih sudah mampir di blog ini.
Salam Satu Aspal,